Petani Jadilah "Tuan" di Kampung Halaman Sendiri!

- Februari 19, 2017

Petani Jadilah "Tuan" di Kampung Halaman Sendiri!

 
. . Salah seorang tokoh nasional yng Amat getol berteriak wacana butuh nya kita menjadi "tuan" di halaman nya sendiri merupakan Prabowo Subianto. Di benak Prabowo kita merupakan bangsa yng terhormat serta berhak bagi atau bisa juga dikatakan untuk menikmati kehormatan yng disandang nya. Kita tak boleh menjadi tamu di rumah nya sendiri. Sejati nya bangsa yng merdeka merupakan warga bangsa yng melindungi serta memelihara kedaulatan nya.

Sebetul nya tidak sedikit alasan yng memicu seseorang tak mampu menjadi "tuan" di tempat nya sendiri. Sebut saja sebuah keluarga petani yng tinggal di pedesaan. Sebelum ke hidup-an keluarga nya semisal saat ini, orang-orang hidup layak. Yang dengannya lahan sawah 2 hektar, orang-orang bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga nya.
Setiap panen orang-orang mampu menyimpan sebagian hasil panen nya di lumbung. Gabah yng disimpan ini akan dipakai disaat musim paceklik tiba. Yang dengannya sawah 2 hektar, ke hidup-an keluarga petani terekam berlangsung normal. Akan tetapi begitu, dalam perkembangan selanjut nya, lahan sawah yng 2 hektar itu Perlu dibagikan kepada 4 orang putra nya secara adil serta proporsional. Akibat nya setiap anak-anak nya mendapatkan 0,5 hektar.
Yang dengannya luasa semisal ini, Amat tak mungkin sebuah keluarga akan bisa mencukupi kebutuhan hidup nya. Karena, pendapat dari penelitian yng di lakukan, "kelayakan" hidup sebuah keluarga andai berkiprah menjadi petani, maka sekurang-kurang nya orang-orang mesti mempunyai lahan sawah sekurang-kurang nya 1,69 hektar. Pengertiannya, bisa dibayangkan, bila sebuah keluarga cuma mempunyai sawah seluas 0,5 hektar, maka bagi atau bisa juga dikatakan untuk memenuhi kebutuhan hidup yng 2/3 nya lagi, orang-orang Perlu banting tulang di luar bisnis pertanian.
Gambaran ini, telah bukan hal yng aneh terlaksana dalam ke hidup-an kaum tani di pedesaan, lantaran didasari pengamatan yng menyeluruh, penghasilan petani kecil yng sawah nya dibatasi, cuma mampu memenuhi kebutuhan nya sekitar 24 % saja. Sisa nya yng 76 % Perlu diperoleh yang dengannya bekerja di luar bisnis pertanian yng digeluti nya. Bagi petani kecil ataupun petani berlahan sempit, ke hidup-an yng orang-orang jalani, tidak ganti nya cuma bagi atau bisa juga dikatakan untuk sekedar menyambung nyawa dari hari ke hari nya.
Orang-orang Amat tak mungkin bermimpi bagi atau bisa juga dikatakan untuk liburan ke luar negeri. Orang-orang dianggap tak realistis andai di benak nya terpikir bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempunyai kendaraan beroda empat mewah sekaliber Toyota Alphard yng harga nya sekitar 1 Milyar rupiah itu. Namun menjdai warga bangsa, sah-sah saja bila orang-orang berangan-angan ingin mempunyai nya.
Menjdai warga negara, orang-orang pun mempunyai hak bagi atau bisa juga dikatakan untuk hidup layak serta pantas di negeri nya sendiri. Yng jadi pertanyaan merupakan apakah kita akan berdiam diri saja menyaksikan suasana ini terus berjalan ? Apakah kita akan rela menyaksikan proses pemiskinan petani atas lahan yng dimiliki nya dikarenakan ada nya "sistem waris" dalam ke hidup-an kaum tani di negeri ini ? Malah kepada kita pun sudah dititipkan amanah bagi atau bisa juga dikatakan untuk bisa melahirkan beberapa terobosan cerdas serta bernas dalam rangka melakukan perlindungan, pembelaan, pembelajaran, pemberdayaan serta pemartabatan kaum tadi menjdai warga bangsa, agar orang-orang bisa tampil lagi menjadi "tuan" di atas sawah ladang nya sendiri.
Kedaulatan petani sebetul nya ditentukan oleh penguasaan atas lahan sawah yng digarap nya. Petani disebut berdaulat, sekira nya orang-orang mempunyai lahan sawah yng pantas bagi atau bisa juga dikatakan untuk dikelola, namun bila petani tak mempunyai percis sekali lahan sawah, maka tak salah kalau disebut tak berdaulat. Makna kedaulatan petani ini menjadi penting, manakala kita ada kehendak bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjadikan kaum tani menjdai warga bangsa yng berdaya serta bermartabat. Hal ini penting dicatat, lantaran pada era petani bermartabat itulah, segala jenis duduk perkara lahir-batin petani serta keluarga nya bakal tertuntaskan.
Sumber : www.kompasiana.com Sponsored Links loading... Loading... .

Source Articles & Image : petanitop.blogspot.com

Seputar Petani Jadilah "Tuan" di Kampung Halaman Sendiri!

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Petani Jadilah "Tuan" di Kampung Halaman Sendiri!