Peluang Usaha Pembuatan Gula Semut (Gula Kelapa Kristal) Yang Menguntungkan

- Maret 09, 2017

Peluang Usaha Pembuatan Gula Semut (Gula Kelapa Kristal) Yang Menguntungkan

 
. .
Gula semut (brown sugar), merupakan gula merah palma (palm sugar), yng dikristalkan. Bukan dicetak dalam banyak sekali bentuk. Selama ini, yng disebut gula semut Perlu terbuat dari bahan nira palma. Mampu kelapa (Cocos nucifera), aren (Arenga pinata), ataupun lontar (Borassus flabellifer). Meskipun sebetulnya gula semut pun mampu dibuat dari tebu. Karena selama ini bahan baku gula merah paling tidak sedikit pun berasal dari tebu. Gula merah tebu, sebagian besar diserap oleh industri kecap. Bukan oleh keluarga. Meskipun gula semut pun mampu diproduksi dari tebu, konsumen berupa hotel serta restoran, selalu meminta gula semut berbahan nira kelapa, lontar, ataupun aren. Tiga tumbuhan asli Indonesia ini, hingga saat ini belum termanfaatkan secara optimal menjdai bahan baku gula semut. Yng selama ini dipikirkan pemerintah malahan bagaimana memperluas penanaman tebu, agar kita mampu swasembada gula. Indonesia memanglah bernasib tidak baik. Tebu merupakan tumbuhan asli Indonesia, yng telah diolah menjadi gula merah sejak sekitar 500 tahun SM. Akan tetapi saat ini Indonesia menjadi pengimpor gula, lantaran cuma menempati urutan ke sembilan menjdai penghasil gula tebu. Nomor satu merupakan Brasil 422,9 juta ton, lantas India 232,3 juta ton, China 87,7 juta ton, Pakistan 47,2 juta ton, Meksiko 45,1 juta ton, Thailand 43,6 juta ton, Kolombia 39,8 juta ton, Australia 37,8 juta ton, Indonesia 29,5 juta ton, serta AS 25,3 juta ton.
Gula kristal putih yng diproduksi dari tebu serta bit, saat ini mulai tak disukai oleh masyarakat menengah ke atas, lantaran faktor kebugaran atau kesehatan. Gula kristal putih dianggap memiliki kandungan tidak sedikit bahan kimia, yng terikut pada waktu proses pembuatannya. Kristal gula merah (brown sugar crystal) dari tumbuhan palma, menjadi disukai lantaran dianggap lebih murni, tanpa bahan ikutan yng rawan bagi kebugaran atau kesehatan. Akan tetapi pasokan kristal gula merah, hingga saat ini masih Amat kecil dibanding yang dengannya permintaannya. Karena nira kelapa, lontar ataupun aren, merupakan hasil produksi rakyat, yng volumenya Amat sulit bagi atau bisa juga dikatakan untuk ditingkatkan. Beda yang dengannya kristal gula putih tebu, yng produksinya mampu dipacu yang dengannya lebih cepat.
Indonesia Amat beruntung lantaran punya beberapa tanaman palma, yng selama ini telah biasa disadap niranya. Di pantai serta dataran rendah yng subur ada kelapa. Di pantai yng gersang serta tandus ada lontar. Di pegunungan ada aren. Tiga tumbuhan ini telah Amat biasa disadap niranya. Di Jawa, nira tiga tumbuhan ini 100% dijadikan gula merah. Di beberapa daerah malah telah dibuat gula semut. Di NTT, baik kelapa, lontar, serta aren pun telah biasa disadap. Akan tetapi sebagian besar niranya difermentasi sampai-sampai menjadi tuak, yang dengannya kadar alkohol 8% sd. 16%. Tuak ini pun didestilasi, malah hingga dua kali destilasi, bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghasilkan minuman berkadar alkohol 30% sd. 60% yng disebut moke.
Di lain pihak, para penyadap nira kelapa, aren serta lontar ini pun membeli gula pasir bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat kopi, teh serta kue-kue. Padahal orang-orang mampu mengolah nira kelapa, lontar serta aren ini menjadi gula merah serta gula semut. Kesempatan pasar gula semut Amat besar, karena selama ini permintaan masih lebih besar dibanding pasokan. Para petani miskin di NTT, sebetulnya mampu diangkat taraf hidupnya, andaikan orang-orang mampu memroduksi gula semut. Karena cuma sebagian kecil tanaman kelapa, lontar serta aren yng orang-orang sadap bagi atau bisa juga dikatakan untuk diambil niranya. Sementara sebagian besar tanaman masih menganggur.
Dari tiga tumbuhan penghasil nira ini, aren paling tinggi tingkat produktivitasnya. Menyusul lontar serta kelapa. Aren merupakan palm yng sekali berbuah akan langsung mati. Beda yang dengannya lontar serta kelapa yng akan terus berbuah hingga puluhan malah ratusan tahun. Selain menghasilkan nira, batang aren pun mampu ditebang bagi atau bisa juga dikatakan untuk diambil patinya semisal halnya sagu. Kelapa serta lontar disadap yang dengannya cara mengiris malai bunganya yng diikat. Sementara aren disadap yang dengannya mengiris tangkai bunganya yng Amat panjang. Pengirisan malai bunga serta tangkai tiga tanaman ini di lakukan setiap pagi serta sore hari.
Lantaran nira akan menetes terus selama 10 sd. 12 jam nonstop, maka dalam buluh bambu penampungnya, butuh ditaruh laru, berupa kapur, buah manggis muda, tatal (serpih) kayu nangka serta masih tidak sedikit bahan tradisional lain-lainnya, bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghambat proses pemasaman. Tanpa laru, nira akan langsung menjadi masam (menjadi asam cuka). Sesudah diambil pun, nira Perlu segera disaring serta dipanaskan yang dengannya diberi tidak banyak air kapur hingga mendidih, bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencegah proses pemasaman. Perebusan bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat gula merah, di lakukan secara terus menerus, hingga cairan nira menjadi kental. Pada era itulah nira pekat ini dicetak menjadi gula banyak sekali bentuk, sesuai yang dengannya selera masyarakat.
Yng membedakan proses pembuatan gula merah yang dengannya gula semut, hanyalah pada pencetakan. kalau nira pekat ini ditarun dalam tempurung kelapa, buluh bambu, ataupun wadah pencetak lain-lainnya, akan terbentuk gula merah biasa. Kalau cairan nira pekat ini dimasukkan ke dalam alat sentrifugal yng diputar terus menerus yang dengannya tangan, akan diperoleh kristal gula semut. Alat sentrifugal ini hanyalah berupa drum serta kayu yng mampu diputar secara manual. Yang dengannya cuma melihat protitipenya, petani mampu membuat perlengkapan simpel ini. Beberapa Dinas Perindustrian kabupaten, telah membina petani kelapa, aren serta lontar bagi atau bisa juga dikatakan untuk memroduksi gula semut.
Satu dari sekian banyaknya upaya bagi atau bisa juga dikatakan untuk melindungi kualitas produksi merupakan, perebusan nira sebaiknya mempergunakan kayu bakar berkalori tinggi yng tidak banyak mengeluarkan asap. Karena aroma asap dari kayu bakar akan terserap nira, sampai-sampai gula merah yng diperoleh akan beraroma asap. Aroma ini sebetulnya juastru akan menambah kualitas gula semut, andaikan bahan bakarnya seragam. Misalnya mempergunakan kayu eukaliptus, kayu pinus, ataupun kayu-kayu lain-lainnya, asalkan homogen. Limbah pelepah daun serta seludang bunga kelapa dan lontar, pun potensial bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjadi bahan bakar perebusan nira. Aroma dari limbah masing-masing tanaman ini pun akan memicu aroma gula semut yng seragam juga. (R) Sponsored Links loading... Loading... .

Source Articles & Image : petanitop.blogspot.com

Seputar Peluang Usaha Pembuatan Gula Semut (Gula Kelapa Kristal) Yang Menguntungkan

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Peluang Usaha Pembuatan Gula Semut (Gula Kelapa Kristal) Yang Menguntungkan