Kupas Tuntas Cara Budidaya Jamur Shiitake
Kupas Tuntas Cara Budidaya Jamur Shiitake | Referensi terbaru di 2017 via web Cara Menanam. Rekomendasi konten lengkap terbaik. - Cara Menanam. Artikel ini di beri judul Kupas Tuntas Cara Budidaya Jamur Shiitake. Konten ini untuk anda pembaca setia https://caramenanamkebun.blogspot.com/. Bagikan juga postingan Kupas Tuntas Cara Budidaya Jamur Shiitake terbaru ini ke media kalian. Supaya blog seputar Cara Menanam dan website terkait serta kamu mendapat manfaat dari info ulasan Cara Menanam di 2017 ini. Langsung saja baca dan simak mengenai Kupas Tuntas Cara Budidaya Jamur Shiitake di bawah ini dari situs web Cara Menanam.. . Jamur shiitake (Lentinula edodes) merupakan jamur konsumsi yng berasal dari Daratan China. Kepopuleran jamur ini meningkat berkat andil masyarakat Jepang yng menyebarkannya ke seluruh dunia. Menjadikan di manapun tempatnya, jamur yng berbentuk menyerupai jengkol ini tetap dinamakan shiitake. Di tempat asli aslinya, jamur shiitake tumbuh serta berkembang biak pada batang pohon shii yng telah lapuk. Ciri-ciri jamur ini yakni mempunyai payung berdiameter lebar yng ditumbuhi bulu-bulu halus. Bagian atas payungnya berwarna cokelat tua, sedangkan bagian bawah payungnya berwarna putih. Jamur shiitake mampu didapati di pegunungan-pegunungan sepanjang daerah Asia Timur sampai-sampai Asia Tenggara. Jamur Shiitake Budidaya jamur shiitake paling ideal di lakukan di daerah yng mempunyai ketinggian 700 hingga 1.200 meter dpl. Mengingat jamur shiitake tumbuh secara alami di hutan rimbun yng bersuhu rendah, maka tempat pemeliharaannya pun butuh disesuaikan sedemikian rupa agar intensitas cahaya serta tingkat kelembabannya menyerupai tempat asalnya. Begitupun yang dengannya media pertumbuhan jamur shiitake sebaiknya dibuat mendekati kondisi tempat tumbuh jamur ini di alam. 1. Persiapan Ruangan Budidaya
Sebagaimana jamur-jamur yng lain-lainnya, budidaya jamur shiitake umumnya di lakukan di ruangan tertutup. Hal ini di lakukan guna menciptakan kondisi lingkungan yng mirip yang dengannya tempat asli asli jamur shiitake tumbuh. Ruangan mampu berbentuk bangunan permanen agar lebih awet serta lebih gampang dirancang. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk memaksimalkan ruangan budidaya, sediakan beberapa rak bertingkat menjdai tempat menyusun kantong-kantong baglog jamur shiitake secara vertikal. Umumnya, rak-rak ini terbuat dari material bambu tua menjadikan biaya pembuatannya lebih rendah, daya tahannya lama, serta tak gampang lapuk. Makin tinggi rak yng disediakan, makin besar juga daya tampung ruangan yang telah di sebutkan. Akan tetapi butuh diperhatikan pun aspek kemudahan aksesibilitas dalam pemeliharaan jamur-jamur ini nantinya. 2. Pembuatan Media Pertumbuhan
Butuh diketahui bahwasanya di lingkungan aslinya, jamur shiitake layak dipetik sesudah usianya mencapai lebih dari 12 bulan. Yang dengannya mempergunakan serta memanfaatkan media penanaman yng tepat, kamu mampu mempersingkat waktu panennya menjadi sekitar 6 bulanan. Selain serbuk kayu, media penyimpanan pun butuh bekatul menjdai sumber nutrisi, kapur (CaCO3) menjdai pengatur tingkat keasaman, serta air menjdai pengencer media agar gampang tercampur rata. Adapun komposisi yng biasa dipakai yakni serbuk kayu sebanyk 80-90 %, bekatul sejumlah 5-15 %, kapur sekitar 1 %, serta air secukupnya hingga media memiliki kandungan 65 % air. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk menaikan kandungan nutrisi yng terdapat di dalam media log, disarankan menambahkan biji-bijian sampai-sampai 1-2 %. Sesudah media penanaman selesai dibuat, media yang telah di sebutkan belum mampu dipergunakan langsung. Media Perlu melewati proses fermentasi berlebi dahulu selama 4-7 hari agar kondisinya benar-benar ideal bagi atau bisa juga dikatakan untuk pertumbuhan jamur. Tatacaranya yakni masukkan campuran media penanaman tadi ke dalam ember besar, lalu tempatkan di ruangan yng lembab serta terlindungi. Sehari-hari, media butuh dibalik sedemikian rupa bagi atau bisa juga dikatakan untuk mematikan kandungan jamur liar di dalamnya. Proses fermentasi mampu dikatakan selesai andaikan sudah melewati waktu yng disarankan serta warna media berganti menjadi cokelat tua agak kehitam-hitaman. Langkah selanjutnya merupakan proses sterilisasi media penanaman. Pertama, media dimasukkan ke dalam kantong plastik baglog lalu dipadatkan. Selanjutnya, kukuslah media penanaman yang telah di sebutkan mempergunakan uap air bersuhu 90-110 celcius selama 5-7 jam. Tujuan proses sterilisasi merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyucikan baglog dari hama, kuman, bakteri, serta bibit penyakit. Ketiga, letakkan media-media penanaman jamur shiitake ini ke dalam ruangan yng sudah dipersiapkan serta biarkan selama 24 jam agar suhunya kembali normal. 3. Penanaman Jamur Shiitake
Seluruh rangkaian proses penanaman bibit jamur shiitake di lakukan di ruangan yng bersih serta steril. Semprotkan lah cairan alkohol ke kapas penyumbat botol bibit F3 lalu panaskan kapas yang telah di sebutkan memakai api spiritus hingga sebagian permukaan kapasnya terbakar. Sesudah itu, matikan api yng menyala serta lepaskan kapas penyumbat tadi bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuka botolnya. Aduk-aduk sebentar isi botol mempergunakan kawat yng telah disterilkan. Selanjutnya, oleskan bibit ke permukaan bagian leher baglog sampai-sampai tertutupi penuh. Menjdai lapisan teratas, tutup kembali permukaann baglog mempergunakan kapas di bagian atasnya. Yng butuh diperhatikan yang dengannya seksama era menanam bibit jamur merupakan aspek kebersihannya. Hal ini dikarenakan, kondisi bibit era berada di stadium miselium masih rentan sekali terhadap perubahan lingkungan. Perubahan kondisi sekecil apapun akan berpengaruh besar terhadap tingkat keberhasilan budidaya yng kamu lakukan. Selain itu, perhatikan pun aspek kelembaban serta temperatur di ruangan penanaman. 4. Proses Inkubasi Media Tanaman
Proses inkubasi merupakan proses pemeliharaan miselium pada baglog. Proses ini umumnya di lakukan di dalam ruangan yng bersuhu konstan menjadikan tingkat kelembaban di dalam baglog bisa dipertahankan. Tak dianjurkan mengatur kelembaban ruangan, baik yang dengannya menyemprotkan air ataupun cara lain-lainnya. Hal ini dikarenakan meningkatnya kelembaban ruangan inkubasi tak berpengaruh besar terhadap kelembaban di dalam plastik. Salah-salah bahkan kelembaban ruangan mampu memunculkan spora-spora liar yng malahan bakal mengganggu pertumbuhan bibit jamur. 5. Pemeliharaan serta Perawatan Baglog
Jamur shiitake memiliki keistimewaan lantaran tingkat kesulitan pemeliharaannya tergolong gampang. Bentuk perawatan yng Perlu diberikan selama membudidayakan jamur ini relatif lebih simpel dibandingkan yang dengannya budidaya jamur yng lain-lainnya. Adapun metode perawatannya meliputi melindungi kondisi di dalam ruangan, membuka kapas seperlunya, serta memberikan rangsangan tertentu agar pertumbuhan jamur lebih optimal. Sesudah baglog dipenuhi miselium sepenuhnya, selanjutnya baglog-baglog yang telah di sebutkan bisa dipindahkan ke ruangan pemeliharaan. Selalu ingat bahwasanya era ini kamu berhadapan yang dengannya jamur yng notabene Amat rentan terhadap serangan kuman serta bakteri. Menjadikan kebersihan ruangan serta perlengkapan butuh menjadi prioritas utama. Sesudah melewati tahap pertumbuhan miselium, proses selanjutnya akan muncul benjolan-benjolan pada baglog anda shiitake yng terlihat menyumbul yang dengannya ukuran bervariasi. Pada tahap ini, kamu mampu melonggarkan tidak banyak susunan kapas pada baglog yang telah di sebutkan agar bisa sirkulasi udaranya menjadi lancar. Beberapa hari lantas, terlaksana proses pigmentasi yng ditandai yang dengannya perubahan warna baglog menjadi kecoklat-coklatan. Pengertiannya, kamu mampu membuka kapas penutup baglog sepenuhnya agar permukaan baglog yang telah di sebutkan mengeras semisal batang kayu. Hal ini terlaksana menjdai bentuk pertahanan diri jamur shiitake baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk melindungi kondisi kelembaban di dalam baglog maupun terhadap mungkin serangan dari jamur-jamur liar. Tahap selanjutnya merupakan pemberian rangsangan fisik agar proses pembuahan jamur shiitake berjalan lancar yaitu yang dengannya mempergunakan serta memanfaatkan semprotan air bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat suhu baglog menjadi dingin. Metode yng lain, mampu pun yang dengannya merendam baglog ke dalam air bersuhu 15 C selama semalaman penuh. Sesudah proses perangsangan selesai di lakukan, kamu mampu menata kembali baglog-baglog yang telah di sebutkan ke rak penyimpanan. Proses pemeliharaan selanjutnya merupakan pengaturan kadar oksigen serta kelembaban udara di dalam ruangan. Proses ini di lakukan yang dengannya mengatur posisi ventilasi udara, semisal membuka jendela disaat hujan serta menutupnya era terik. Sedangkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengatur kelembaban udara ruangan mampu di lakukan yang dengannya menyemprotkan air ke udara, bukan ke baglog. Kunci utama dalam budidaya jamur shiitake merupakan menjadi kondisi kadar air di dalam baglog Perlu terus dipertahankan pada angka 55-65 %. Andaikan kadar airnya terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, maka proses pembentukan primordial pada jamur shiitake mampu terganggu. Adapun cara mempertahankan kadar air di dalam baglog merupakan yang dengannya melindungi tingkat kelembaban udara di ruang budidaya berkisar 80 hingga yang dengannya 90 %. Sesudah pertumbuhan jamur shiitake telah cukup dewasa, atur kembali tingkat kelembaban udara di ruangan berada di antara 65-85 %. Andaikan kelembaban terlalu tinggi tekstur jamur yng diperoleh akan terlalu lembek serta gampang membusuk. Sedangkan andai tingkat kelembaban ruangannya rendah, pertumbuhan jamur shiitake-nya tidak lebih optimal, kecil, serta teksturnya terlalu keras. 6. Proses Pemanenan Jamur Shiitake
Pada biasanya, proses pemanenan jamur shiitake bisa di lakukan sesudah 5-6 bulan sejak proses inkulasi yaitu disaat tudung payung jamur telah membuka sampai-sampai 60-75 %. Setiap baglog mampu dipanen hingga 2-3 kali per masa panen yang dengannya waktu istirahat selama 6 bulan. Pemanenan yng terlalu lama akan memicu kualitas jamur menurun, sedangkan andai terlalu cepat di lakukan maka hasil nya tidak lebih maksimal serta kualitasnya masih rendah. Proses pemanenan jamur shiitake di lakukan yang dengannya memotong batang-batang jamur yng sudah layak. Selanjutnya, jamur dikumpulkan di satu tempat serta disortir pendapat dari ukuran lebar payungnya. Yang terakhir merupakan mendistribusikan jamur-jamur ini ke pengepul, pasar tradisional, supermarket, serta restoran-restoran ala Asia Timur.
Sumber : tipspetani.blog
Sponsored Links loading... Loading... .
Source Articles & Image : petanitop.blogspot.com
Sebagaimana jamur-jamur yng lain-lainnya, budidaya jamur shiitake umumnya di lakukan di ruangan tertutup. Hal ini di lakukan guna menciptakan kondisi lingkungan yng mirip yang dengannya tempat asli asli jamur shiitake tumbuh. Ruangan mampu berbentuk bangunan permanen agar lebih awet serta lebih gampang dirancang. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk memaksimalkan ruangan budidaya, sediakan beberapa rak bertingkat menjdai tempat menyusun kantong-kantong baglog jamur shiitake secara vertikal. Umumnya, rak-rak ini terbuat dari material bambu tua menjadikan biaya pembuatannya lebih rendah, daya tahannya lama, serta tak gampang lapuk. Makin tinggi rak yng disediakan, makin besar juga daya tampung ruangan yang telah di sebutkan. Akan tetapi butuh diperhatikan pun aspek kemudahan aksesibilitas dalam pemeliharaan jamur-jamur ini nantinya. 2. Pembuatan Media Pertumbuhan
Butuh diketahui bahwasanya di lingkungan aslinya, jamur shiitake layak dipetik sesudah usianya mencapai lebih dari 12 bulan. Yang dengannya mempergunakan serta memanfaatkan media penanaman yng tepat, kamu mampu mempersingkat waktu panennya menjadi sekitar 6 bulanan. Selain serbuk kayu, media penyimpanan pun butuh bekatul menjdai sumber nutrisi, kapur (CaCO3) menjdai pengatur tingkat keasaman, serta air menjdai pengencer media agar gampang tercampur rata. Adapun komposisi yng biasa dipakai yakni serbuk kayu sebanyk 80-90 %, bekatul sejumlah 5-15 %, kapur sekitar 1 %, serta air secukupnya hingga media memiliki kandungan 65 % air. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk menaikan kandungan nutrisi yng terdapat di dalam media log, disarankan menambahkan biji-bijian sampai-sampai 1-2 %. Sesudah media penanaman selesai dibuat, media yang telah di sebutkan belum mampu dipergunakan langsung. Media Perlu melewati proses fermentasi berlebi dahulu selama 4-7 hari agar kondisinya benar-benar ideal bagi atau bisa juga dikatakan untuk pertumbuhan jamur. Tatacaranya yakni masukkan campuran media penanaman tadi ke dalam ember besar, lalu tempatkan di ruangan yng lembab serta terlindungi. Sehari-hari, media butuh dibalik sedemikian rupa bagi atau bisa juga dikatakan untuk mematikan kandungan jamur liar di dalamnya. Proses fermentasi mampu dikatakan selesai andaikan sudah melewati waktu yng disarankan serta warna media berganti menjadi cokelat tua agak kehitam-hitaman. Langkah selanjutnya merupakan proses sterilisasi media penanaman. Pertama, media dimasukkan ke dalam kantong plastik baglog lalu dipadatkan. Selanjutnya, kukuslah media penanaman yang telah di sebutkan mempergunakan uap air bersuhu 90-110 celcius selama 5-7 jam. Tujuan proses sterilisasi merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyucikan baglog dari hama, kuman, bakteri, serta bibit penyakit. Ketiga, letakkan media-media penanaman jamur shiitake ini ke dalam ruangan yng sudah dipersiapkan serta biarkan selama 24 jam agar suhunya kembali normal. 3. Penanaman Jamur Shiitake
Seluruh rangkaian proses penanaman bibit jamur shiitake di lakukan di ruangan yng bersih serta steril. Semprotkan lah cairan alkohol ke kapas penyumbat botol bibit F3 lalu panaskan kapas yang telah di sebutkan memakai api spiritus hingga sebagian permukaan kapasnya terbakar. Sesudah itu, matikan api yng menyala serta lepaskan kapas penyumbat tadi bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuka botolnya. Aduk-aduk sebentar isi botol mempergunakan kawat yng telah disterilkan. Selanjutnya, oleskan bibit ke permukaan bagian leher baglog sampai-sampai tertutupi penuh. Menjdai lapisan teratas, tutup kembali permukaann baglog mempergunakan kapas di bagian atasnya. Yng butuh diperhatikan yang dengannya seksama era menanam bibit jamur merupakan aspek kebersihannya. Hal ini dikarenakan, kondisi bibit era berada di stadium miselium masih rentan sekali terhadap perubahan lingkungan. Perubahan kondisi sekecil apapun akan berpengaruh besar terhadap tingkat keberhasilan budidaya yng kamu lakukan. Selain itu, perhatikan pun aspek kelembaban serta temperatur di ruangan penanaman. 4. Proses Inkubasi Media Tanaman
Proses inkubasi merupakan proses pemeliharaan miselium pada baglog. Proses ini umumnya di lakukan di dalam ruangan yng bersuhu konstan menjadikan tingkat kelembaban di dalam baglog bisa dipertahankan. Tak dianjurkan mengatur kelembaban ruangan, baik yang dengannya menyemprotkan air ataupun cara lain-lainnya. Hal ini dikarenakan meningkatnya kelembaban ruangan inkubasi tak berpengaruh besar terhadap kelembaban di dalam plastik. Salah-salah bahkan kelembaban ruangan mampu memunculkan spora-spora liar yng malahan bakal mengganggu pertumbuhan bibit jamur. 5. Pemeliharaan serta Perawatan Baglog
Jamur shiitake memiliki keistimewaan lantaran tingkat kesulitan pemeliharaannya tergolong gampang. Bentuk perawatan yng Perlu diberikan selama membudidayakan jamur ini relatif lebih simpel dibandingkan yang dengannya budidaya jamur yng lain-lainnya. Adapun metode perawatannya meliputi melindungi kondisi di dalam ruangan, membuka kapas seperlunya, serta memberikan rangsangan tertentu agar pertumbuhan jamur lebih optimal. Sesudah baglog dipenuhi miselium sepenuhnya, selanjutnya baglog-baglog yang telah di sebutkan bisa dipindahkan ke ruangan pemeliharaan. Selalu ingat bahwasanya era ini kamu berhadapan yang dengannya jamur yng notabene Amat rentan terhadap serangan kuman serta bakteri. Menjadikan kebersihan ruangan serta perlengkapan butuh menjadi prioritas utama. Sesudah melewati tahap pertumbuhan miselium, proses selanjutnya akan muncul benjolan-benjolan pada baglog anda shiitake yng terlihat menyumbul yang dengannya ukuran bervariasi. Pada tahap ini, kamu mampu melonggarkan tidak banyak susunan kapas pada baglog yang telah di sebutkan agar bisa sirkulasi udaranya menjadi lancar. Beberapa hari lantas, terlaksana proses pigmentasi yng ditandai yang dengannya perubahan warna baglog menjadi kecoklat-coklatan. Pengertiannya, kamu mampu membuka kapas penutup baglog sepenuhnya agar permukaan baglog yang telah di sebutkan mengeras semisal batang kayu. Hal ini terlaksana menjdai bentuk pertahanan diri jamur shiitake baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk melindungi kondisi kelembaban di dalam baglog maupun terhadap mungkin serangan dari jamur-jamur liar. Tahap selanjutnya merupakan pemberian rangsangan fisik agar proses pembuahan jamur shiitake berjalan lancar yaitu yang dengannya mempergunakan serta memanfaatkan semprotan air bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat suhu baglog menjadi dingin. Metode yng lain, mampu pun yang dengannya merendam baglog ke dalam air bersuhu 15 C selama semalaman penuh. Sesudah proses perangsangan selesai di lakukan, kamu mampu menata kembali baglog-baglog yang telah di sebutkan ke rak penyimpanan. Proses pemeliharaan selanjutnya merupakan pengaturan kadar oksigen serta kelembaban udara di dalam ruangan. Proses ini di lakukan yang dengannya mengatur posisi ventilasi udara, semisal membuka jendela disaat hujan serta menutupnya era terik. Sedangkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengatur kelembaban udara ruangan mampu di lakukan yang dengannya menyemprotkan air ke udara, bukan ke baglog. Kunci utama dalam budidaya jamur shiitake merupakan menjadi kondisi kadar air di dalam baglog Perlu terus dipertahankan pada angka 55-65 %. Andaikan kadar airnya terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, maka proses pembentukan primordial pada jamur shiitake mampu terganggu. Adapun cara mempertahankan kadar air di dalam baglog merupakan yang dengannya melindungi tingkat kelembaban udara di ruang budidaya berkisar 80 hingga yang dengannya 90 %. Sesudah pertumbuhan jamur shiitake telah cukup dewasa, atur kembali tingkat kelembaban udara di ruangan berada di antara 65-85 %. Andaikan kelembaban terlalu tinggi tekstur jamur yng diperoleh akan terlalu lembek serta gampang membusuk. Sedangkan andai tingkat kelembaban ruangannya rendah, pertumbuhan jamur shiitake-nya tidak lebih optimal, kecil, serta teksturnya terlalu keras. 6. Proses Pemanenan Jamur Shiitake
Pada biasanya, proses pemanenan jamur shiitake bisa di lakukan sesudah 5-6 bulan sejak proses inkulasi yaitu disaat tudung payung jamur telah membuka sampai-sampai 60-75 %. Setiap baglog mampu dipanen hingga 2-3 kali per masa panen yang dengannya waktu istirahat selama 6 bulan. Pemanenan yng terlalu lama akan memicu kualitas jamur menurun, sedangkan andai terlalu cepat di lakukan maka hasil nya tidak lebih maksimal serta kualitasnya masih rendah. Proses pemanenan jamur shiitake di lakukan yang dengannya memotong batang-batang jamur yng sudah layak. Selanjutnya, jamur dikumpulkan di satu tempat serta disortir pendapat dari ukuran lebar payungnya. Yang terakhir merupakan mendistribusikan jamur-jamur ini ke pengepul, pasar tradisional, supermarket, serta restoran-restoran ala Asia Timur.
Sumber : tipspetani.blog
Sponsored Links loading... Loading... .
Source Articles & Image : petanitop.blogspot.com
Seputar Kupas Tuntas Cara Budidaya Jamur Shiitake
Terima kasih telah membaca Kupas Tuntas Cara Budidaya Jamur Shiitake. Semoga pos dari situs web Cara Menanam berguna dan memberi manfaat. Baik untuk anda dan buat website Cara Menanam. Silakan berbagi ulasan Kupas Tuntas Cara Budidaya Jamur Shiitake tadi ke situs web media anda. Bagikan artikel dari Cara Menanam melalui media sosial yang ada di bawah. Dan kunjungi Daftar Isi Blog Cara Menanam untuk mendapat info lengkap terbaru 2017. Lalu baca pembahasan selain dari : Kupas Tuntas Cara Budidaya Jamur Shiitake yang lebih terupdate lengkap dan free. Atau simak artikel gratis terkait dari situs web Cara Menanam di bawah. Demikan dan sekian tentang Kupas Tuntas Cara Budidaya Jamur Shiitake. Dan Assalamualaikum pembaca Cara Menanam.
Advertisement