Wow Petani Ini Bisa Membuat Pupuk Organik Cair dari Bangkai Tikus

- Januari 21, 2017

Wow Petani Ini Bisa Membuat Pupuk Organik Cair dari Bangkai Tikus

 
. . Adalah Annas Tika (40 th), Petani Peneliti Tikus dari Kecamatan Cempa Kab Pinrang Sulawesi Selatan yang merangkap sbg penyuluh pertanian swadaya sekalian sbg ketua KTNA kecamatan Cempa Kab Pinrang, yang berdomisili seputar 250 kilo meter utara Makassar, Sulsel. Sejak tamat SMP thn 1987 pilih buat jadi petani dgn menggarap sawah sendiri warisan orang tuanya seluas 0,5 ha.
Kepada diwaktu itu mayoritas petani di desa Annas banyak sekali yang membiarkan sawahnya tidak digarap malah ada yang jual sawahnya karena adanya serangan hama tikus yang membuat petani merugi sampai-sampai 80 prosen tiap-tiap thn, akan tetapi Annas penuh keyakinan utk menyambung usaha ini. Namun apa yang jadi anggapan sebahagian gede wargamenyangkut bahaya hama tikus nyata-nyatanya dialami dan oleh Annas. Bertahun-tahun tanaman padinya dimangsa tikus, dulu terbetik konsep buat menciptakanperangkap tikus.
Tiga th sesudah merasakan kerugian yang diakibatkan oleh hama tikus, Annas sejak mulai menemukan trick utk mengatasinya. Dirinya mengamati tingkah laku tikus yang tak jarang bersarang di pematang sawah.
Bak setinggi dua meter dengan diameter 90 cm dijadikan tempat penampungan bangkai tikus yang difermentasikan selama 6-8 bulan. Satu bak bisa menampung hingga 18 ribu  tikus dan menghasilkan 3.000 liter pupuk cair. Dari bak ini pupuk dialirkan ke bak penampungan sebelum akhirnya dialirkan ke sawah. Foto: Wahyu Chandra
Beliau dan menemukan pola penyerbuan kawanan tikus kepada tengah malam hri, dgn lebih lalu menyusuri pematang sawah. Thn 1991, Annas cobalah memanfaatkanplastik yang dipasang di pematang utk menghalau tikus. Trick ini nyata-nyatanya pendapat dari Annas tidak maksimal lantaran sifat plastik yang gampang rusak.
Beragam eksperimen dilakukannya, sampai-sampai terhadap hasil nya, th 1992, menemukan konsep membangun perangkap tikus yang dengannya cara permanen, dgn membangun tembok di sekeliling sudut luar pematang sawahnya. Namun mengalami gangguan dari sisi keuangan utk pembangunan tembok yang telah di sebutkan.
Bersama berbekal aset Rupiah 300.000 dibangun tembok piranti tikus yang dengannya cara bertahap sampai-sampai thn 1994. Annas membangun tembok di sekeliling sudut luar pematang sawahnya. Tembok berupa cor semen & pasir itu menyerupai benteng setinggi 70 centi meter bersama ketebalan 10 – 15 centimeter.
Bidang luar tembok dipoles semen sampai-sampai mulus. Dgn permukaan tembok yang halus & licin, tikus kesusahan memanjat & menjangkau tanaman padi. Terhadap bidangbawah tembok ,10 senti meter dari permukaan tanah dibuat lubang berdiameter 5-7 senti meter (kira-kira seukuran lingkar tubuh tikus dewasa).
Lubang itu tembus dari sektor luar tembok hingga dalam. Buat tembok yang mengelilingi lahan 1 hektar, jumlah lubang yang dibuat 50 buah. Kepada bidang dalam tembok, khususnya di mulut sektor dalam di pasang kotak perangkap berbahan kawat ram. Kotak ini menyerupai perangkap tikus yang dipasarkan di pasar. Mulut kotak perangkap dilekatkan menganga persis terhadap lubang.
Dulu, kepada bidang mulut lubang dibuatkan semacam bubu, yang ukurannya dibuat sedemikian rupa biar tikus yang terlanjur masuk perangkap susah lolos ke luar tembok.
Dari IP 200 jadi 400, Th 1999, Annas kembali meneruskan pembangunan tembok piranti tikusnya yang telah berkembang di luas lahannya mencapai 3, 5 ha, yang di harapkanbersama luas lahan ini, frekwensi & jadwal tanam sampai-sampai 4 kali dalam 13 bln, yang sejauh ini cuma mampu panen 2 kali dalam 12 bln.
Sesudah berlangsung tatkala satu masa tanam, apa yang dikerjakan Annas menghasilkan hasil, tercapai panen 4 kali dalam 13 bln & hama tikus yang jadi momok bagi petanibakal diatasi. Dalam semalam Annas bisa menangkap tikus 300 – 400 ekor malah pernah sempet mencapai 800 ekor. Petani yang lainnyapun sudah merasakan manfaat tembok buatannya.
Pengomposan Bangkai Tikus Jadi Pupuk Cair
Thn 2006 kembali jadi masalah, bangkai tikus yang banyaknya beberapa ratus itu jadi masalah lantaran memunculkan pencemaran lingkungan. Bangkai tikus yang pada awal mulanya dibiarkan menumpuk sampai-sampai membusuk memunculkan bau yang menyengat, factor ini jadi protes dari penduduk sekitarnya.
Annas cobalah membuang bangkai tikus ke saluran pembuangan air, akan tetapi mendapatkan protes dari petani yang memakai saluran pembuangan yang telah di sebutkan sbg sumber air ke petakan sawahnya. Maka timbul gagasan Annas utk membangun sarana penampung bangkai tikus yang terbuat dari beton ukuran 2 meter & diameter 90 centimeter ygsanggup menampung 10.000 ekor tikus. Terpikir kembali oleh Annas, bangkai-bangkai tikus ini ingin diapakan.
Annas tertantang kembali utk menciptakan sebuah kajian lebih lanjut. Beliau cobalah lakukan kajian,meniliti tikus-tikus yang masuk perangkap dibenamkam ke dalam air dalam drum selanjutnya memasukkan ke sumur komposter yang di lengkapi bersama penyekat buat memisahkan limbah kasar semisal kulit, bulu, gigi & tulang tikusbersama cairan.
Proses pengomposan di lakukan selagi 6 – 8 bln. Sumur komposter pun di lengkapi dgn pipa yang memiliki kran berfungsi mengatur ajaran hasil pengomposan bangkai tikus sepanjang sawah yang bakal mempergunakannya sbg pupuk alternative. Satu kali pengomposan akhirnya akan digunakan sampai-sampai dua kali masa tanam.
Hasil dari pengomposan bangkai tikus yang berupa pupuk cair telah dicobakan di lahan persemaian milik Annas & akhirnya menciptakan benih tumbuh dgn subur tak yang dengannya mempergunakan serta memanfaatkan pupuk kimia lagi.
Didasari temuannya ini, banyak sekali petani yang selain berasal dari Kab Pinrang akan tetapi juga berasal dari Kab lain di Sulawesi Selatan malah dari luar Sulsel datangmenggali ilmu berkenaan budidaya padi ke padanya.
Tak Cuma itu ia juga diundang pun menjdai narasumber terhadap pertemuam-pertemuan membahas menyangkut mengatasi hama tikus. Berkat kepiawaiannyamendesign perangkap tikus, tanaman padi di Pinrang Sulawesi Selatan bebas dari hama pengerat itu. Bangkai tikus di fermentasi jadi pupuk organik cair.
Karyanya ini mengantarnya memperoleh predikat yng adalah Petani Teladan Tingkat Kecamatan thn 2006, Petani Berprestasi tingkat Propinsi Sulawesi Selatan th2008, penghargaan dari SCTV adward thn 2013 atas dedikasi, upaya & karya luar biasa yang sanggup jadi Memberikan Inspirasi INDONESIA buat type Inovasi & Penyuluh Swadaya Teladan Tingkat Nasional thn 2013. Sponsored Links loading... Loading... .

Source Articles & Image : petanitop.blogspot.com

Seputar Wow Petani Ini Bisa Membuat Pupuk Organik Cair dari Bangkai Tikus

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Wow Petani Ini Bisa Membuat Pupuk Organik Cair dari Bangkai Tikus