Lihatlah Kondisi Real Petani Tentukan Kebijakan yang Tepat Untuknya!!!
Lihatlah Kondisi Real Petani Tentukan Kebijakan yang Tepat Untuknya!!! | Referensi terbaru di 2017 via web Cara Menanam. Rekomendasi konten lengkap terbaik. - Cara Menanam. Artikel ini di beri judul Lihatlah Kondisi Real Petani Tentukan Kebijakan yang Tepat Untuknya!!!. Konten ini untuk anda pembaca setia https://caramenanamkebun.blogspot.com/. Bagikan juga postingan Lihatlah Kondisi Real Petani Tentukan Kebijakan yang Tepat Untuknya!!! terbaru ini ke media kalian. Supaya blog seputar Cara Menanam dan website terkait serta kamu mendapat manfaat dari info ulasan Cara Menanam di 2017 ini. Langsung saja baca dan simak mengenai Lihatlah Kondisi Real Petani Tentukan Kebijakan yang Tepat Untuknya!!! di bawah ini dari situs web Cara Menanam.. . Mungkin tak berlebihan kalau kita mengatakan bahwasanya nasib petani Suka menjadi kelompok yng dirugikan. Petani terasa menjerit disaat harga gabah yng orang-orang jual tak sebanding yang dengannya harga pupuk yng orang-orang beli, harga pupuk dari tahun ketahun makin melambung tinggi serta harga gabah malahan sebaliknya. Jeritan kaum petani adalah suatu perjalanan panjang dalam kehidupannya.
Bukan itu saja malah dalam kerangka yng lebih luas petani selalu menjadi objek segala jenis kebijakan, serta jarang sekali menjadi subjek dalam kebijakan yang telah di sebutkan. Sebut saja misalnya kaum petani jarang dikutsertakan dalam menentukan kebijakan apa yng seharusnya di lakukan bagi atau bisa juga dikatakan untuk merubah nasibnya sendiri. Tidak jarang juga yng terlaksana kebijakan akan dilaksanakan sesuai yang dengannya “pesanan atasan proyek” hingga pada dilema untung ruginya. Kaum petani akan menjadi dilema, andaikan dihadapkan pada suatu kebijakan yng sudah dievaluasi. Kesemua itu sudah mewarnai dunia kaum para petani yang telah di sebutkan.
Kalau kita memahami kehidupannya terlihat bahwasanya segala hal ikhwal disekitar orang-orang akan Amat sulit ditebak. Menjadikan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memahami orang-orang sebenarnya butuh pencermatan dan pemahaman yng seksama. Disaat ada kematian di kampuangnya orang-orang mengorban kepentingannya bagi atau bisa juga dikatakan untuk tak bekerja guna membantu orang yng ditimpa musibah yang telah di sebutkan begitu pun yang dengannya acara pesta-pesta lain-lainnya. Mungkin melihat hal yang telah di sebutkan maka dalam melihat sikap petani khususnya di Asia Tengara, James Scott (1990) mengatakan bahwasanya orang-orang lebih mendasari tindakan didasari kepada pinsip moral. Keputusan penting dalam kegiatan ekonomi maupun sosial didasarkan pada moral subsistensi bukan atas prinsi-prinsip rasional.
Ungkapan dari Scott yang telah di sebutkan, selanjutnya didukung oleh Boeke serta Geertz. Orang-orang melihat aspek moral Amat mendominir ke hidup-an masyarakat petani. Bagi Boeke petani tradisional di Indonesia tak memiliki rasionalitas ekonomi, rasional orang-orang lebih didasari pada kepentingan sosial yng lebih lebih banyak didominasi serta paling menonjol diantara sekian tidak sedikit kepentingan. Hal ini dia yng memicu mengapa ke hidup-an petani tak begitu baik. Pendapat dari Boeke pembangunan pertanian serta pedesaan berjalan lambat lantaran dasarnya memang petani lebih konservatif serta tak kreatif. Lebih-lebih petani kecil, jadi kemiskinan pedesaan bersumber pada kelambanan petani sendiri.
Pandang-an diatas baik itu Scoot, Boeke serta Geertz dibantah oleh Samuel Popkin (1989), pendapat dari Popkin petani tradisional di Asia Tengara melakukan tindakan ekonomi atas dasar prinsip yng rasional. Samuel Popkin melihat bahwasanya petani sebenarnya merupakan individu yng rasional, semisal orang lain ia pun inggin kaya. Dia yaitu bila fasilitas yng selama ini dikelola oleh pemerintah dibuat lebih terbuka maka tidak sedikit petani yng akan bisa mengambil manfaat dari hal yang telah di sebutkan. Pandang-an Popkin yang telah di sebutkan senada yang dengannya pandang-an ahli sosiologi interpretatif ihwal kita-kita, kita-kita merupakan mahluk yng berpikir, aktor yng kreatif dari realitas sosial, realitas petani saat ini terlaksana lantaran adanya interpretasi dari stimulus lingkungan yng dihadapinya.
Kalau kita renungkan bahwasanya pandang-an Popkin yang telah di sebutkan ada pun benarnya, kadang kalau kita tidak habis pikir begitu tidak sedikit sekat-sekat yng memberikan batas para petani yang telah di sebutkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk maju. Bukan semisal yng disangsikan oleh Boeke dimana dasarnya memang petani lebih konservatif serta tak kreatif. Lebih-lebih petani kecil, jadi kemiskinan pedesaan bersumber pada kelambanan petani sendiri. Akan tetapi pendapat dari Popkin dimana faktor eksternal yng lebih menonjol dalam memahami mengapa petani selalu hidupnya dirundung malang. Popkin melihat bahwasanya fasilitas yng selama ini dikelola oleh pemerintah dibuat lebih terbuka maka tidak sedikit petani yng akan bisa mengambil manfaat dari hal yang telah di sebutkan.
Perdebatan antara kubu Scoot serta kawan-kawan serta Popkin akan tak berkesudahan bila kita cuma sekedar memahami petani dalam ruang lingkup yang telah di sebutkan. Akan tetapi butuh yng namanya aksi nyata bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat orang-orang sejahtera. Penghayatan terhadap kedua prinsip yang telah di sebutkan bisa kita jadikan pijakan kebijaksanaan dalam membangun masyarakat yng hidup dipedesaan lebih-lebih para petani.
Kejadian Dewasa Ini
Menjdai negara yng mayoritas penduduknya tinggal dipedesaan, petani adalah golongan terbesar dalam cakrawala pedesaan yang telah di sebutkan akan selalu menjadi perhatian penting dalam dilema kebijakan itu sendiri. Sejalan yang dengannya itu dilema kedepan yng dihadapi oleh petani yang telah di sebutkan merupakan menjdai berikut :
Pertama, dari segi taraf hidup, petani masih digolongkan kedalam taraf yng memprihatinkan. Hal ini tak bisa kita pungkiri lagi, menjdai negara agraris petani di Indonesia adalah sosok petani yng kadang kala tidak sedikit terugikan oleh kebijakan dari pada keuntungan. Buktinya saja, coba kira renungkan betapa tingginya harga pupuk, obat-obatan bagi atau bisa juga dikatakan untuk kebutuhan pertanian orang-orang . Harga yang telah di sebutkan tak seimbang yang dengannya harga jual gabah yng orang-orang punyai. Apakah kesemuanya itu kesalahan petani ataupun ada unsure lain. Jawabnya mungkin akibat unsure luar, semisal kebijakan itu sendiri yng memicu petani bertambah pada tingkat taraf hidup yng memprihatinkan.
Kedua, dari segi sumberdaya kita-kita. Dunia petani seolah-olah dunia yng unik bila dibandingkan yang dengannya dunia pedagang, pegawai, penguasaha serta sebagainya. Dunia petani akan selalu dibayang-bayangi oleh ke hidup-an yang dengannya penuh kesederhanaan, pendidikan yng rendah bila dibandingkan yang dengannya daerah perkotaan. Argumen yang telah di sebutkan nampaknya tak terbantahkan, walaupun ada pada daerah-daerah tertentu. Itu cuma adalah suatu kekecualian. Akan tetapi tidak sedikit dari ke hidup-an petani kita yng mempunyai sumber daya kita-kita yng tergolong rendah.
Ketiga, dalam proses demokrasi era saat ini ini petani yng adalah golongan mayoritas penduduk Indonesia akan menjadi objek bagi segelintir orang yng mengatas namakan seorang “ penolong “ petani, baik menjdai seorang individu, organisasi hingga kepada partai politik tertentu. Hal yang telah di sebutkan hingga saat ini ini masih berjalan di Negara kita ini.
Apa Yng Perlu Di lakukan Bagi atau bisa juga dikatakan untuk Petani Kedepan ??
Melihat dilema yng dihadapi oleh petani kedepan begitu komplek, pertanyaan kita era saat ini ini merupakan apakah masih ada rasa prihatin kita terhadap petani. Semisal judul goresan pena ini. Jawabnya mutlak Perlu, lantaran begitu pentingnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk menaikan kesejahteraan golongan ini. Pendapat dari penulis ada beberapa hal yng Perlu dilaksanakan dalam menaikan kesejahteraan petani yang telah di sebutkan yaitu :
Pertama, perlunya kebijakan yng memihak kepada nasib petani itu sendiri. Petani mulailah memperhatikan kondisi riil di lapangan apa yng sebenarnya yng terlaksana, apa yng orang-orang butuhkan dalam ke hidup-an orang-orang. Mulailah tak membuat kebijakan yng ditulis diatas meja tanpa melihat kondisi riil dilapangan. Kebutuhan yng mendesak era saat ini ini merupakan bagaimana memperhitungkan kebutuhan pokok orang-orang bias tercapai yang dengannya harga jual orang-orang. Misalnya saja harga pupuk, obat-obatan yng orang-orang butuhkan bias rendah sedangkan harga jual gabah bias dinaikkan. Kondisi ini butuh menginggat ketergantungan orang-orang akan hal yang telah di sebutkan Amat tinggi sekali. Selama kondisi terabaikan oleh kebijakan maka selama itu juga nasib petani akan semisal ini pun.
Kedua, butuh kiranya penguatan posisi petani baik dalam organisasi yng bersifat formal maupun informal. Era saat ini ini adalah era demam-demamnya anak bangsa ini akan pemilihan umum. Sebenarnya adalah suatu momentum paling baik bagi partai politik bagi atau bisa juga dikatakan untuk meraup bunyi dari para petani yang telah di sebutkan lantaran jumlah orang-orang yng mayoritas. Namun bagi partai politik akan adalah suatu kenaifan bila cuma inggin mengantonggi bunyi dari para petani namun tak mensejahterakan bila partainya akan menang.
Ketiga, menghilangkan suatu tendensi yng bersifat negatif pada masyarakat pedesaan itu sendiri. Mengapa hal yang telah di sebutkan butuh menginggat selama ini yng terlaksana merupakan bahwasanya sebagian kita mengagap bahwasanya para petani mempunyai mentalitet yng rendah. Semisal pada masyarakat Jawa kita kenal istilah nrimo saja (pasrah saja. Pertanyaan kita saat ini apakah halnya demikian adanya, mungkin kalau kita terpengaruh dan menganut prinsip Scott mungkin jawabnya ia, akan tetapi kalau kita menganut prinsip Popkin maka jawabanya tak.
Akan tetapi realitas dilapangan memperlihatkan bahwasanya sebenarnya para petani Amat tanggap terhadap sesuatu hal lebih-lebih yng berkaitan yang dengannya kelangsungan orang-orang. Sejarah sudah memperlihatkan kepada kita, bagaimana petani yang telah di sebutkan merespon keadaannya semisal dalam disertasinya Sartono Kartodirjo (1973) yng Amat monumental yang dengannya judul Pemberontakan Petani Banten. Pemberontakan yang telah di sebutkan menjdai bentuk gerakan protes yng di antaranya tak terlepas dari adanya penguasaan atas modal pokoknya yakni tanah, orang-orang terasa dirugikan oleh pemerintah kolonial.
Hipotesa Sartono Kartodirjo boleh dikatakan digarisbawahi oleh teori Scoot (Tjondronegoro,1999). Mengingat sikap petani yng demikian, kita menginginkan perbaikan nasib hidupnya Perlu mengerti dahulu sikap kehati-hatian petani itu diakibatkan oleh ketidakpastian ihwal resiko. Setiap bisnis ataupun pendekatan kepada petani miskin yng akan menaikan resiko, pada akhirnya akan mencapai titik yng membuat petani miskin akan memberontak, lantaran terus hidup dalam keadaan dipaksankan yang dengannya resiko tinggi tak ada pengertiannya lagi. Mati, menjdai resiko memberontak, berimbang yang dengannya resioko yng meningkat selama hidup. Di negara kita terlaksana protes serta perlawanan dari petani terhadap pemajakan yng terlalu berat, sumbangan bagi atau bisa juga dikatakan untuk penguasa, serta curahan tenaga petani kepada tuan tanah misalnya.
Reaksi petani memanglah tak selalu langsung melawan. Ada juga gerakan yng menghindari tekanan-tekanan dari atas tadi yang dengannya lari menjauhkan diri dari pusat kekuasaan serta pinghisapan. Di Jawa ada misalnya dalam gerakan Samin (Saminisme), nama seorang petani yng memimpin gerakan protes yang dengannya mengasingkan diri (Kartodirjo, 1973). Mungkin saja petani saat ini bukan saja mengasingkan diri akan tetapi mampu melawan.
Keempat, dari segi kebijakan yng dibuat oleh pemerintah haruslah bersifat terbuka menjadikan yang dengannya hal yang telah di sebutkan akan lebih tidak sedikit petani yng mengambil keuntungan dari hal yang telah di sebutkan. Kebijakan yang telah di sebutkan tak lagi merugikan para petani akan tetapi akan bisa menaikan kesejahteraan orang-orang.
Sebenarnya berbicara masalah kebijakan, perubahan terhadap kebijakan yng selama ini di lakukan lebih-lebih pada masa orde baru yaitu kebijakan kebijakan yng bersifat top-down yaitu kebijakan yng berasal dari atas, tanpa memperhatikan aspirasi dari bawah-masyarakat. Kebijakan yang telah di sebutkan haruslah dirobah yang dengannya kebijakan bottom-up suatu bentuk kebijakan dari bawah yng memperhatikan kepentingan masyarakat. Suatu kebijakan yng Amat berguna bila dilaksanakan.
Akhirnya kedepan, bagi setiap komponen yng ada di negara kita ini. Mulailah sadar akan perlunya melihat kondisi para petani kita era saat ini ini. Mari kita tumbuhkan rasa prihatin kita terhadap nasib petani yang telah di sebutkan. Yang dengannya adanya rasanya prihatin kita dan diiring yang dengannya kebijakan, langkah riil dilapangan kedepan nantinya ke hidup-an petani akan lebih baik. Sponsored Links loading... Loading... .
Source Articles & Image : petanitop.blogspot.com
Bukan itu saja malah dalam kerangka yng lebih luas petani selalu menjadi objek segala jenis kebijakan, serta jarang sekali menjadi subjek dalam kebijakan yang telah di sebutkan. Sebut saja misalnya kaum petani jarang dikutsertakan dalam menentukan kebijakan apa yng seharusnya di lakukan bagi atau bisa juga dikatakan untuk merubah nasibnya sendiri. Tidak jarang juga yng terlaksana kebijakan akan dilaksanakan sesuai yang dengannya “pesanan atasan proyek” hingga pada dilema untung ruginya. Kaum petani akan menjadi dilema, andaikan dihadapkan pada suatu kebijakan yng sudah dievaluasi. Kesemua itu sudah mewarnai dunia kaum para petani yang telah di sebutkan.
Kalau kita memahami kehidupannya terlihat bahwasanya segala hal ikhwal disekitar orang-orang akan Amat sulit ditebak. Menjadikan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memahami orang-orang sebenarnya butuh pencermatan dan pemahaman yng seksama. Disaat ada kematian di kampuangnya orang-orang mengorban kepentingannya bagi atau bisa juga dikatakan untuk tak bekerja guna membantu orang yng ditimpa musibah yang telah di sebutkan begitu pun yang dengannya acara pesta-pesta lain-lainnya. Mungkin melihat hal yang telah di sebutkan maka dalam melihat sikap petani khususnya di Asia Tengara, James Scott (1990) mengatakan bahwasanya orang-orang lebih mendasari tindakan didasari kepada pinsip moral. Keputusan penting dalam kegiatan ekonomi maupun sosial didasarkan pada moral subsistensi bukan atas prinsi-prinsip rasional.
Ungkapan dari Scott yang telah di sebutkan, selanjutnya didukung oleh Boeke serta Geertz. Orang-orang melihat aspek moral Amat mendominir ke hidup-an masyarakat petani. Bagi Boeke petani tradisional di Indonesia tak memiliki rasionalitas ekonomi, rasional orang-orang lebih didasari pada kepentingan sosial yng lebih lebih banyak didominasi serta paling menonjol diantara sekian tidak sedikit kepentingan. Hal ini dia yng memicu mengapa ke hidup-an petani tak begitu baik. Pendapat dari Boeke pembangunan pertanian serta pedesaan berjalan lambat lantaran dasarnya memang petani lebih konservatif serta tak kreatif. Lebih-lebih petani kecil, jadi kemiskinan pedesaan bersumber pada kelambanan petani sendiri.
Pandang-an diatas baik itu Scoot, Boeke serta Geertz dibantah oleh Samuel Popkin (1989), pendapat dari Popkin petani tradisional di Asia Tengara melakukan tindakan ekonomi atas dasar prinsip yng rasional. Samuel Popkin melihat bahwasanya petani sebenarnya merupakan individu yng rasional, semisal orang lain ia pun inggin kaya. Dia yaitu bila fasilitas yng selama ini dikelola oleh pemerintah dibuat lebih terbuka maka tidak sedikit petani yng akan bisa mengambil manfaat dari hal yang telah di sebutkan. Pandang-an Popkin yang telah di sebutkan senada yang dengannya pandang-an ahli sosiologi interpretatif ihwal kita-kita, kita-kita merupakan mahluk yng berpikir, aktor yng kreatif dari realitas sosial, realitas petani saat ini terlaksana lantaran adanya interpretasi dari stimulus lingkungan yng dihadapinya.
Kalau kita renungkan bahwasanya pandang-an Popkin yang telah di sebutkan ada pun benarnya, kadang kalau kita tidak habis pikir begitu tidak sedikit sekat-sekat yng memberikan batas para petani yang telah di sebutkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk maju. Bukan semisal yng disangsikan oleh Boeke dimana dasarnya memang petani lebih konservatif serta tak kreatif. Lebih-lebih petani kecil, jadi kemiskinan pedesaan bersumber pada kelambanan petani sendiri. Akan tetapi pendapat dari Popkin dimana faktor eksternal yng lebih menonjol dalam memahami mengapa petani selalu hidupnya dirundung malang. Popkin melihat bahwasanya fasilitas yng selama ini dikelola oleh pemerintah dibuat lebih terbuka maka tidak sedikit petani yng akan bisa mengambil manfaat dari hal yang telah di sebutkan.
Perdebatan antara kubu Scoot serta kawan-kawan serta Popkin akan tak berkesudahan bila kita cuma sekedar memahami petani dalam ruang lingkup yang telah di sebutkan. Akan tetapi butuh yng namanya aksi nyata bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat orang-orang sejahtera. Penghayatan terhadap kedua prinsip yang telah di sebutkan bisa kita jadikan pijakan kebijaksanaan dalam membangun masyarakat yng hidup dipedesaan lebih-lebih para petani.
Kejadian Dewasa Ini
Menjdai negara yng mayoritas penduduknya tinggal dipedesaan, petani adalah golongan terbesar dalam cakrawala pedesaan yang telah di sebutkan akan selalu menjadi perhatian penting dalam dilema kebijakan itu sendiri. Sejalan yang dengannya itu dilema kedepan yng dihadapi oleh petani yang telah di sebutkan merupakan menjdai berikut :
Pertama, dari segi taraf hidup, petani masih digolongkan kedalam taraf yng memprihatinkan. Hal ini tak bisa kita pungkiri lagi, menjdai negara agraris petani di Indonesia adalah sosok petani yng kadang kala tidak sedikit terugikan oleh kebijakan dari pada keuntungan. Buktinya saja, coba kira renungkan betapa tingginya harga pupuk, obat-obatan bagi atau bisa juga dikatakan untuk kebutuhan pertanian orang-orang . Harga yang telah di sebutkan tak seimbang yang dengannya harga jual gabah yng orang-orang punyai. Apakah kesemuanya itu kesalahan petani ataupun ada unsure lain. Jawabnya mungkin akibat unsure luar, semisal kebijakan itu sendiri yng memicu petani bertambah pada tingkat taraf hidup yng memprihatinkan.
Kedua, dari segi sumberdaya kita-kita. Dunia petani seolah-olah dunia yng unik bila dibandingkan yang dengannya dunia pedagang, pegawai, penguasaha serta sebagainya. Dunia petani akan selalu dibayang-bayangi oleh ke hidup-an yang dengannya penuh kesederhanaan, pendidikan yng rendah bila dibandingkan yang dengannya daerah perkotaan. Argumen yang telah di sebutkan nampaknya tak terbantahkan, walaupun ada pada daerah-daerah tertentu. Itu cuma adalah suatu kekecualian. Akan tetapi tidak sedikit dari ke hidup-an petani kita yng mempunyai sumber daya kita-kita yng tergolong rendah.
Ketiga, dalam proses demokrasi era saat ini ini petani yng adalah golongan mayoritas penduduk Indonesia akan menjadi objek bagi segelintir orang yng mengatas namakan seorang “ penolong “ petani, baik menjdai seorang individu, organisasi hingga kepada partai politik tertentu. Hal yang telah di sebutkan hingga saat ini ini masih berjalan di Negara kita ini.
Apa Yng Perlu Di lakukan Bagi atau bisa juga dikatakan untuk Petani Kedepan ??
Melihat dilema yng dihadapi oleh petani kedepan begitu komplek, pertanyaan kita era saat ini ini merupakan apakah masih ada rasa prihatin kita terhadap petani. Semisal judul goresan pena ini. Jawabnya mutlak Perlu, lantaran begitu pentingnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk menaikan kesejahteraan golongan ini. Pendapat dari penulis ada beberapa hal yng Perlu dilaksanakan dalam menaikan kesejahteraan petani yang telah di sebutkan yaitu :
Pertama, perlunya kebijakan yng memihak kepada nasib petani itu sendiri. Petani mulailah memperhatikan kondisi riil di lapangan apa yng sebenarnya yng terlaksana, apa yng orang-orang butuhkan dalam ke hidup-an orang-orang. Mulailah tak membuat kebijakan yng ditulis diatas meja tanpa melihat kondisi riil dilapangan. Kebutuhan yng mendesak era saat ini ini merupakan bagaimana memperhitungkan kebutuhan pokok orang-orang bias tercapai yang dengannya harga jual orang-orang. Misalnya saja harga pupuk, obat-obatan yng orang-orang butuhkan bias rendah sedangkan harga jual gabah bias dinaikkan. Kondisi ini butuh menginggat ketergantungan orang-orang akan hal yang telah di sebutkan Amat tinggi sekali. Selama kondisi terabaikan oleh kebijakan maka selama itu juga nasib petani akan semisal ini pun.
Kedua, butuh kiranya penguatan posisi petani baik dalam organisasi yng bersifat formal maupun informal. Era saat ini ini adalah era demam-demamnya anak bangsa ini akan pemilihan umum. Sebenarnya adalah suatu momentum paling baik bagi partai politik bagi atau bisa juga dikatakan untuk meraup bunyi dari para petani yang telah di sebutkan lantaran jumlah orang-orang yng mayoritas. Namun bagi partai politik akan adalah suatu kenaifan bila cuma inggin mengantonggi bunyi dari para petani namun tak mensejahterakan bila partainya akan menang.
Ketiga, menghilangkan suatu tendensi yng bersifat negatif pada masyarakat pedesaan itu sendiri. Mengapa hal yang telah di sebutkan butuh menginggat selama ini yng terlaksana merupakan bahwasanya sebagian kita mengagap bahwasanya para petani mempunyai mentalitet yng rendah. Semisal pada masyarakat Jawa kita kenal istilah nrimo saja (pasrah saja. Pertanyaan kita saat ini apakah halnya demikian adanya, mungkin kalau kita terpengaruh dan menganut prinsip Scott mungkin jawabnya ia, akan tetapi kalau kita menganut prinsip Popkin maka jawabanya tak.
Akan tetapi realitas dilapangan memperlihatkan bahwasanya sebenarnya para petani Amat tanggap terhadap sesuatu hal lebih-lebih yng berkaitan yang dengannya kelangsungan orang-orang. Sejarah sudah memperlihatkan kepada kita, bagaimana petani yang telah di sebutkan merespon keadaannya semisal dalam disertasinya Sartono Kartodirjo (1973) yng Amat monumental yang dengannya judul Pemberontakan Petani Banten. Pemberontakan yang telah di sebutkan menjdai bentuk gerakan protes yng di antaranya tak terlepas dari adanya penguasaan atas modal pokoknya yakni tanah, orang-orang terasa dirugikan oleh pemerintah kolonial.
Hipotesa Sartono Kartodirjo boleh dikatakan digarisbawahi oleh teori Scoot (Tjondronegoro,1999). Mengingat sikap petani yng demikian, kita menginginkan perbaikan nasib hidupnya Perlu mengerti dahulu sikap kehati-hatian petani itu diakibatkan oleh ketidakpastian ihwal resiko. Setiap bisnis ataupun pendekatan kepada petani miskin yng akan menaikan resiko, pada akhirnya akan mencapai titik yng membuat petani miskin akan memberontak, lantaran terus hidup dalam keadaan dipaksankan yang dengannya resiko tinggi tak ada pengertiannya lagi. Mati, menjdai resiko memberontak, berimbang yang dengannya resioko yng meningkat selama hidup. Di negara kita terlaksana protes serta perlawanan dari petani terhadap pemajakan yng terlalu berat, sumbangan bagi atau bisa juga dikatakan untuk penguasa, serta curahan tenaga petani kepada tuan tanah misalnya.
Reaksi petani memanglah tak selalu langsung melawan. Ada juga gerakan yng menghindari tekanan-tekanan dari atas tadi yang dengannya lari menjauhkan diri dari pusat kekuasaan serta pinghisapan. Di Jawa ada misalnya dalam gerakan Samin (Saminisme), nama seorang petani yng memimpin gerakan protes yang dengannya mengasingkan diri (Kartodirjo, 1973). Mungkin saja petani saat ini bukan saja mengasingkan diri akan tetapi mampu melawan.
Keempat, dari segi kebijakan yng dibuat oleh pemerintah haruslah bersifat terbuka menjadikan yang dengannya hal yang telah di sebutkan akan lebih tidak sedikit petani yng mengambil keuntungan dari hal yang telah di sebutkan. Kebijakan yang telah di sebutkan tak lagi merugikan para petani akan tetapi akan bisa menaikan kesejahteraan orang-orang.
Sebenarnya berbicara masalah kebijakan, perubahan terhadap kebijakan yng selama ini di lakukan lebih-lebih pada masa orde baru yaitu kebijakan kebijakan yng bersifat top-down yaitu kebijakan yng berasal dari atas, tanpa memperhatikan aspirasi dari bawah-masyarakat. Kebijakan yang telah di sebutkan haruslah dirobah yang dengannya kebijakan bottom-up suatu bentuk kebijakan dari bawah yng memperhatikan kepentingan masyarakat. Suatu kebijakan yng Amat berguna bila dilaksanakan.
Akhirnya kedepan, bagi setiap komponen yng ada di negara kita ini. Mulailah sadar akan perlunya melihat kondisi para petani kita era saat ini ini. Mari kita tumbuhkan rasa prihatin kita terhadap nasib petani yang telah di sebutkan. Yang dengannya adanya rasanya prihatin kita dan diiring yang dengannya kebijakan, langkah riil dilapangan kedepan nantinya ke hidup-an petani akan lebih baik. Sponsored Links loading... Loading... .
Source Articles & Image : petanitop.blogspot.com
Seputar Lihatlah Kondisi Real Petani Tentukan Kebijakan yang Tepat Untuknya!!!
Terima kasih telah membaca Lihatlah Kondisi Real Petani Tentukan Kebijakan yang Tepat Untuknya!!!. Semoga pos dari situs web Cara Menanam berguna dan memberi manfaat. Baik untuk anda dan buat website Cara Menanam. Silakan berbagi ulasan Lihatlah Kondisi Real Petani Tentukan Kebijakan yang Tepat Untuknya!!! tadi ke situs web media anda. Bagikan artikel dari Cara Menanam melalui media sosial yang ada di bawah. Dan kunjungi Daftar Isi Blog Cara Menanam untuk mendapat info lengkap terbaru 2017. Lalu baca pembahasan selain dari : Lihatlah Kondisi Real Petani Tentukan Kebijakan yang Tepat Untuknya!!! yang lebih terupdate lengkap dan free. Atau simak artikel gratis terkait dari situs web Cara Menanam di bawah. Demikan dan sekian tentang Lihatlah Kondisi Real Petani Tentukan Kebijakan yang Tepat Untuknya!!!. Dan Assalamualaikum pembaca Cara Menanam.
Advertisement