Peluang Budidaya Jeruk Bali yang Masih Menguntungkan

- Desember 26, 2016

Peluang Budidaya Jeruk Bali yang Masih Menguntungkan

 
. . Jeruk bali adalah jenis buah yang dengannya nama latin Citrus maxima ataupun Citrus grandis. Jeruk berkulit tebal ini bernama pomelo di pasar internasional. Di Indonesia, buah ini tidak sedikit ditemui era musim panen di bulan Juni sampai-sampai Agustus.
Hingga era ini asal mula jeruk bali masih menjadi teka-teki. Akan tetapi yng pasti era ini satu dari sekian banyaknya lokasi budidaya jeruk bali yng terkenal bukan Bali, melainkan Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Di Pati, warga menyebutnya jeruk bali madu. Lantaran rasanya yng manis, jeruk bali madu tidak sedikit dikonsumsi secara langsung.

Sukir, pembudidaya jeruk bali madu di Pati menuturkan, setiap tahun konsumsi jeruk bali madu terus mengalami peningkatan. "Kadang pasokan tidak bisa mencukupi seluruh permintaan," katanya. Selain di konsumsi langsung, ada pun yng mempergunakan serta memanfaatkan kulit jeruk bali bagi atau bisa juga dikatakan untuk manisan.
Sukir mempunyai lahan budidaya jeruk bali madu seluas tidak lebih lebih 2 hektare yang dengannya 350 pohon. Dari kebun jeruk bali, Sukir setiap kali panen memperoleh total 15 ton jeruk bali. "Harga per kilo mencapai Rp 11.000," katanya. Hitung punya hitung, ia mengantongi uang penjualan sekitar Rp 165 juta sekali panen.
Harga jual jeruk bali madu, pendapat dari Sukir terus meningkat setiap tahun. Menjdai pembanding, pertama kali memanen jeruk bali madu pada tahun 1989, Sukir menjual seharga Rp 500 per kilogram (kg).
Pada waktu itu, pangsa pasar jeruk bali madu cuma di pasar tradisional. Sedangkan era ini pasarnya telah mencapai mal serta pasar modern. "Pada tahun 2006 saya sudah mulai masuk ke mal," katanya. Berkat perluasan pasar semisal lewat pameran serta toko-toko buah besar, Sukir sukses menikmati harga yng lebih stabil.
Peningkatan permintaan jeruk bali pun dikatakan Lily, pedagang jeruk bali jenis nambangan dari perkebunan di Pacitan serta Ponorogo. Menurutnya jeruk bali cuma ada era musim panen. "Sekitar bulan Juni hingga Agustus. Penjualan bisa mencapai lima truk," katanya.
Satu truk berisi sekitar seribu buah jeruk bali yang dengannya harga Rp 6.000 per buah. Yang dengannya harga itu, setiap kali panen Lily mampu memperoleh omzet sampai-sampai sekitar Rp 30 juta.
Malah Achmad Jani Rudiyanto, pemilik CV Horti Prima di Bogor mengatakan dalam sepekan dirinya mendapatkan permintaan 1 ton jeruk bali. Pasokan jeruk dia dapatkan dari pengepul di Yogyakarta serta Klaten seharga Rp 10.000 sampai-sampai Rp 14.000 per kg. Ia lalu menjual kembali yang dengannya harga sekitar Rp 17.500 bagi atau bisa juga dikatakan untuk berat standar 1,5 kg.
Petani jeruk bali madu dari Pati yng lain, Suhadi, mengatakan walau cuma menanam di pekarangan seluas 25 m2, akan tetapi tiap pohon dia mampu memanen 10 kg sampai-sampai 20 kg.
Menjadikan yang dengannya lima pohon yng dimiliki, dia mampu memanen sekitar 60 kg. Karena berat tiap buah jeruk berkulit tebal ini mulai dari 0,8 kg sampai-sampai 4,5 kg. "Saya menjual jeruk bali ini ke pengepul dengan harga rata-rata Rp 10.000 per kg," katanya.
Soal kompetisi yang dengannya jeruk bali impor, Sukir mengungkapkan bahwasanya selama ini jeruk bali ataupun pomelo dari Malaysia serta Hongkong dihargai lebih tinggi di pasaran. Hal itu lantaran citra jeruk impor yng lebih baik dibandingkan yang dengannya jeruk lokal walau soal kualitas tak kalah.
Berlebi lagi, era ini pasokan jeruk bali dalam negeri sedang menurun. Kondisi cuaca yng tidak lebih tidak jelek alias bagus membuat tanaman jeruk bali tak berbuah. "Buah yang tumbuh pun kurang manis, ukurannya juga lebih kecil," kata Sukir.
Sumber : http://peluangusaha.kontan.co.id/news/budidaya-jeruk-bali-masih-manis-1-1 Sponsored Links loading... Loading... .

Source Articles & Image : petanitop.blogspot.com

Seputar Peluang Budidaya Jeruk Bali yang Masih Menguntungkan

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Peluang Budidaya Jeruk Bali yang Masih Menguntungkan