Janganlah berbuka Puasa dengan yang Manis Mengapa?

- Januari 24, 2017

Janganlah berbuka Puasa dengan yang Manis Mengapa?

 
. .





Di bulan puasa itu, Suka kita dengar

kalimat `Berbuka puasalah yang dengannya makanan ataupun minuman yng manis,

katanya. Konon, itu dicontohkan Rasulullah saw. Benarkah demikian?


Dari Anas bin Malik ia mengatakan : "Merupakan Rasulullah berbuka yang dengannya Rutab (kurma yng lembek) sebelum shalat, andai tak terdapat Rutab, maka beliau berbuka yang dengannya Tamr (kurma kering), maka andai tak ada kurma kering beliau meneguk air. (Hadits riwayat Ahmad serta Abu Dawud)
Nabi Muhammad Saw mengatakan : "Andaikan berbuka satu dari sekian banyaknya anda, maka hendaklah berbuka yang dengannya kurma. Andaikan anda tak memperolehnya, maka berbukalah yang dengannya air, maka sebenarnya air itu suci."
Nah. Rasulullah berbuka yang dengannya kurma. Kalau tak mendapatkan kurma, beliau berbuka puasa yang dengannya air. Samakah kurma yang dengannya `yng manis- manis� ? Tak. Kurma, merupakan karbohidrat kompleks (complex carbohydrate) . Sebaliknya, gula yng terdapat dalam makanan ataupun minuman yng manis-manis yng biasa kita konsumsi menjdai makanan berbuka puasa, merupakan karbohidrat simpel (simple carbohydrate) .
Darimana asalnya sebuah kebiasaan berbuka yang dengannya yng manis? Tak terperinci. Bahkan berkembang jadi waham umum di masyarakat, seakan-akan berbuka puasa yang dengannya makanan ataupun minuman yng manis merupakan �sunnah Nabi�. Sebetulnya tak demikian. Malah sebetulnya berbuka puasa yang dengannya makanan manis-manis yng penuh yang dengannya gula (karbohidrat simpel) malah merusak kebugaran atau kesehatan.
Dari dulu saya tergelitik perihal hal ini, bahwasanya berbuka puasa `disunnahkan� minum ataupun makan yng manis-manis. Sependek ingatan saya, Rasulullah mencontohkan buka puasa yang dengannya kurma ataupun air putih, bukan yng manis-manis.
Kurma, dalam kondisi asli, malah tak terlalu manis. Kurma segar adalah buah yng bernutrisi Amat tinggi namun berkalori rendah, menjadikan tak menggemukkan (data di sini serta di sini). Namun kurma yng didatangkan ke Indonesia dalam kemasan-kemasan di bulan Ramadhan telah berupa `manisan kurma�, bukan lagi kurma segar. Manisan kurma ini malah ditambah kandungan gula yng berlipat-lipat kadarnya agar awet dalam perjalanan ekspornya. Amat jarang kita menemukan kurma impor yng masih asli serta belum berupa manisan. Kalaupun ada, Amat mungkin harganya menjadi Amat tidak murah.
Mengapa berbuka puasa yang dengannya yng manis malah merusak kebugaran atau kesehatan?
Disaat berpuasa, kadar gula darah kita menurun. Kurma, sebagaimana yng dicontohkan Rasulullah, merupakan karbohidrat kompleks, bukan gula (karbohidrat simpel). Karbohidrat kompleks, bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjadi glikogen, butuh diproses menjadikan makan waktu. Sebaliknya, kalau makan yng manis-manis, kadar gula darah akan melonjak naik, langsung. Bum. Amat tak sehat. Kalau karbohidrat kompleks semisal kurma asli, naiknya pelan-pelan.
Mari kita bicara `indeks glikemik� (glycemic index/GI) saja. Glycemic Index (GI) merupakan laju perubahan makanan diubah menjadi gula dalam tubuh. Semakin tinggi glikemik indeks dalam makanan, semakin cepat makanan itu dirubah menjadi gula, yang dengannya demikian tubuh semakin cepat juga menghasilkan respons insulin.
Para praktisi fitness ataupun pengambil gaya hidup sehat, akan Amat menghindari makanan yng mempunyai indeks glikemik yng tinggi. Sebisa mungkin orang-orang akan makan makanan yng indeks glikemiknya rendah. Mengapa? Lantaran semakin tinggi respons insulin tubuh, maka tubuh semakin menimbun lemak. Penimbunan lemak tubuh merupakan yng paling dihindari orang-orang.
Nah, kalau habis perut kosong seharian, lalu langsung dibanjiri yang dengannya gula (makanan yng sangat-sangat tinggi indeks glikemiknya) , menjadikan respon insulin dalam tubuh langsung melonjak. Yang dengannya demikian, tubuh akan Amat cepat merespon bagi atau bisa juga dikatakan untuk menimbun lemak.
Saya pernah bertanya perihal hal ini kepada seorang sufi yng diberi Allah `ilm perihal urusan kebugaran atau kesehatan jasad kita-kita. Kata Beliau, bila berbuka puasa, jangan makan apa-apa dulu. Minum air putih segelas, lalu sholat maghrib. Sesudah shalat, makan nasi semisal biasa. Jangan pernah makan yng manis-manis, lantaran merusak badan serta bikin penyakit.. Itu jawaban beliau. Mengapa bukan kurma? Karena mungkin besar, kurma yng ada di Indonesia merupakan `manisan kurma�, bukan kurma asli. Manisan kurma kandungan gulanya telah jauh berlipat-lipat banyaknya.
Mengapa nasi? Lha, nasi merupakan karbohidrat kompleks. Butuh waktu bagi atau bisa juga dikatakan untuk diproses dalam tubuh, menjadikan respon insulin dalam tubuh pun tak melonjak. Lantaran respon insulin tak tinggi, maka keseringan tubuh bagi atau bisa juga dikatakan untuk menabung lemak pun rendah.
Ini dia sebabnya, ramai sekali orang di bulan puasa yng malah lemaknya bertambah di daerah-daerah penimbunan lemak: perut, pinggang, bokong, paha, belakang lengan, pipi, serta sebagainya. Itu lantaran langsung membanjiri tubuh yang dengannya insulin, melalui makan yng manis-manis, menjadikan tubuh menimbun lemak, padahal otot sedang mengecil lantaran puasa.
Pantas saja kalau badan kita di bulan Ramadhan bahkan semakin terlihat semisal `buah pir�, penuh lemak di daerah pinggang. Lantaran waham umum masyarakat yng mengira bahwasanya berbuka yang dengannya yng manis-manis merupakan �sunnah�, maka puasa bukannya bahkan menyehatkan kita. Tidak sedikit orang di bulan puasa malah menjadi lemas, mengantuk, ataupun malah tambah gemuk lantaran kebanykan gula. Lantaran salah memahami hadits di atas, maka efeknya `rajin puasa = rajin berbuka yang dengannya gula.�
Ingin `Kurus�
Melenceng dikit dari topik blog ya. Dikit aja.
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk sahabat-sahabat yng ingin kurus: jangan diet (dalam pengertian mengurangi frekuensi makan). Diet malah menambah keseringan tubuh bagi atau bisa juga dikatakan untuk menabung lemak lantaran `dilaparkan� . Disaat diet memanglah makanan tak masuk, namun begitu makanan masuk, keseringan tubuh bagi atau bisa juga dikatakan untuk menimbun lemak dari makanan malah lebih besar.
Sesuatu yang di sembunyikan kurus sebetulnya merupakan melindungi agar respon insulin dalam tubuh stabil, tak melonjak-lonjak. Tatacaranya, cuma makan makanan yng memberikan respon insulin rendah, yakni yng indeks glikemiknya rendah.
Respon insulin tubuh meningkat bila:
(1) Semakin tinggi jumlah karbohidrat yng dimakan dalam satu porsi, semakin tinggi juga respon insulin tubuh (ini biasanya porsi kita di Indonesia : lebih dari 70 % dari satu porsi makannya merupakan nasi).
Makanya, makanlah yang dengannya karbohidrat cukup lima puluh persennya saja. Sisanya protein, serta 5-10 persennya lemak. Lemak ini cukup dari lemak yng terkandung dalam daging yng kita makan, misalnya. Ataupun kuning telur. Tak butuh menambah minyak ataupun memakan lemak hewan (yng malah tidak baik pengaruhnya bagi tubuh). Lemak (tidak banyak!) masih diharapkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengolah beberapa nutrisi serta vitamin, serta bagi atau bisa juga dikatakan untuk membawa nutrisi ke seluruh tubuh.
(2) Makin tinggi GI (Glycemic Index) karbohidrat yng dikonsumsi, makin meningkat juga respon insulin tubuh. Makanya, makan cuma makanan yng GI-nya rendah. Kelak saya jelaskan di bawah.
(3) Makin jarang makan, makin meningkat respon insulin setiap kali makan.
Ini sebabnya diet (dalam pengertian: mengurangi frekuensi makan agar bisa kurus) tak akan pernah sukses bagi atau bisa juga dikatakan untuk jangka lama. Sesudah diet selesai, tubuh malah akan cenderung lebih gemuk dari sebelum diet. Agar bisa kurus (baca: agar bisa respon insulin tak melonjak) malah Perlu makan lebih Suka (4-5 kali sehari) namun yang dengannya porsi setengah ataupun sepertiga porsi biasa, yang dengannya karbohidrat maksimal 50 % saja setiap porsi.
Kalau respon insulin tubuh telah stabil, maka tinggal diatur: kalau ingin kurus, kalori yng masuk Perlu lebih tidak banyak dari kalori makanan yng dibutuhkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk aktivitas sehari hari. Tambah yang dengannya olahraga teratur bagi atau bisa juga dikatakan untuk membakar lemak terlebih dalam tubuh, serta membuat besar otot. Otot butuh energi, maka semakin terlatih otot, ia akan semakin mengkonsumsi lemak dalam tubuh kita bagi atau bisa juga dikatakan untuk energi.
Sebaliknya kalau ingin membuat besar otot (bukan gemuk) ataupun mengencangkan badan, maka kalori yng masuk Perlu agak lebih tidak sedikit dari jumlah kalori yng akan kita pakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk aktivitas selama sehari, agar otot mengalami pertumbuhan. Otot sendiri dirangsang pertumbuhannya serta `kekencangannya� yang dengannya olahraga teratur. Perbanyak protein agar pertumbuhan otot optimal. Karbohidrat cukup diposisikan menjdai bahan pemberi energi, bukan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengenyangkan perut.
Gokil ya: kalau ingin kurus ataupun memperbaiki bentuk badan, salah satunya menumbuhkan otot, malah Perlu makan lebih Suka yang dengannya porsi kecil. Makan yng memiliki kandungan lemak, goreng-gorengan, kanji, ataupun karbohidrat simpel semisal gula, manisan, minuman ringan bersoda serta sebangsanya itu telah out of the question. Kalau kita jarang makan, ataupun makan tak teratur serta sekalinya makan `balas dendam habis- habisan� , ya malah respon insulin kita pun melonjak serta membuat tubuh jadi menimbun lemak.
Sekali lagi, baik disaat berbuka puasa ataupun dalam makanan keseharian, makanlah makanan yng seimbang: 50 % karbohidrat kompleks, 40-45 % protein serta 5-10 % lemak dalam setiap porsinya. Jauhilah karbohidrat simpel sebisa mungkin. Kalaupun Perlu makan karbohidrat simpel lantaran butuh energi cepat carilah yng nilai indeks glikemiknya rendah.
Karbohidrat kompleks butuh waktu bagi atau bisa juga dikatakan untuk diubah tubuh menjadi energi. Yang dengannya demikian, makanan diproses pelan-pelan serta tenaga diperoleh tidak banyak demi tidak banyak. Yang dengannya demikian, kita tak cepat lapar serta energi tersedia dalam waktu lama, cukup bagi atau bisa juga dikatakan untuk aktivitas sehari penuh. Sebaliknya, karbohidrat simpel menyediakan energi Amat cepat, namun akan cepat sekali habis menjadikan kita gampang lemas. Maka, disaat makan sahur, jangan makan yng tidak sedikit memiliki kandungan gula, lantaran kita akan cepat lemas. Makanlah karbohidrat kompleks (protein jangan tidak di ingat-ingat lagi!) menjadikan kita tetap berenergi hingga waktu berbuka.
Karbohidrat simpel, GI tinggi (energi Amat cepat habis, respon insulin tinggi: merangsang penimbunan lemak) merupakan: sukrosa (gula- gulaan) , makanan manis-manis, manisan, minuman ringan, jagung manis, sirop, ataupun apapun makanan serta minuman yng memiliki kandungan tidak sedikit gula. Hindari, puasa ataupun tak puasa.
Karbohidrat simpel, GI rendah (energi cepat, respon insulin rendah): buah-buahan yng tak terlalu manis semisal pisang, apel, pir, serta sebagainya. Saat ini ngerti kan , mengapa para pemain tenis dunia, pemain bola, pemain basket ataupun pelari Suka terlihat `ngemil pisang� di pinggir lapangan? Lantaran orang-orang butuh energi cepat, namun nggak ingin badannya gembul berlemak.
Karbohidrat Kompleks, GI tinggi (energi pelan-pelan, namun respon insulinnya tinggi): Nasi putih, kentang, jagung.
Karbohidrat Kompleks, GI rendah (energi dilepas pelan-pelan menjadikan tahan lama, respon insulin pun rendah): Gandum, beras merah, umbi- umbian, sayuran. Ini yng paling dicari para praktisi fitness.
Makanan yng diproses pelan-pelan (karbohidrat kompleks) akan membuat kita tak cepat lapar serta energi dihabiskan cukup bagi atau bisa juga dikatakan untuk aktivitas satu hari penuh; respon insulin rendah membuat tubuh kita tak cenderung bagi atau bisa juga dikatakan untuk menabung lemak.
Kalau saya pribadi, sahur cukup yang dengannya oatmeal gandum (ditambah gula sedikiiiiiit) , ataupun roti coklat gandum, dua ataupun tiga butir telur rebus (kuningnya saya hancurkan serta ditebarkan di rumput bagi atau bisa juga dikatakan untuk makanan semut-semut di halaman rumah), sayuran segar, serta air putih. Ini telah cukup bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat tenaga saya tak habis hingga buka puasa lantaran energi dari karbohidrat kompleksnya (gandum) akan dilepas pelan-pelan ke dalam tubuh sepanjang hari. Disaat berbuka, sesuai anjuran Rasulullah serta sufi tadi, saya umumnya minum segelas air, lalu shalat maghrib. Sesudah shalat makan nasi semisal biasa, sebisa mungkin yang dengannya porsi karbohidrat- protein-lemak- air proporsional. Serta tentu tak bagi atau bisa juga dikatakan untuk `balas dendam� lantaran puasa seharian. Ini malah era yng penting bagi atau bisa juga dikatakan untuk melatih melawan keinginan hawa nafsu `makan sekenyang-kenyangny a�. Belajar sabar.
Kembali ke topik.
Jadi, saya kira, "berbukalah yang dengannya yng manis-manis" itu merupakan kesimpulan yng terlalu tergesa-gesa atas hadits perihal berbuka diatas. Lantaran kurma rasanya manis, maka muncul anggapan bahwasanya (disunahkan) berbuka Perlu yang dengannya yng manis-manis. Pada akhirnya kesimpulan ini menjadi waham serta memunculkan budaya berbuka puasa yng keliru di tengah masyarakat. Yng terperinci, `berbukalah yang dengannya yng manis� itu disosialisasikan oleh slogan advertising ramai sekali perusahaan makanan di bulan suci Ramadhan.
Akan tetapi demikian, sekiranya ada di antara para sahabat yng menemukan hadits yng terperinci bahwasanya Rasulullah memanglah memerintahkan berbuka yang dengannya yng manis-manis, mohon ditulis di komentar di bawah, ya. Saya, mungkin pun para sahabat yng lain, ingin sekali tahu.
Mudah-mudahan tak tergoda waham umum `berbukalah yang dengannya yng manis�. Ataupun lebih baik lagi, jangan gampang tergoda waham umum perihal agama. Periksa dulu kebenarannya.
Kalau ingin sehat, ikuti saja kata Rasulullah: "Makanlah cuma disaat lapar, serta berhentilah makan sebelum kenyang." Pun, isi sepertiga perut yang dengannya makanan, sepertiga lagi air, serta sepertiga sisanya biarkan kosong.
"Kita (Kaum Muslimin) merupakan suatu kaum yng bila sudah terasa lapar barulah makan, serta andaikan makan tak sampai-sampai kenyang," kata Rasulullah.
"Tak ada satu wadah pun yng diisi oleh Bani Adam, lebih tidak baik daripada perutnya. Cukuplah baginya beberapa suap bagi atau bisa juga dikatakan untuk memperkokoh tulang belakangnya agar bisa tegak. Andaikan tak bisa dihindari, cukuplah sepertiga bagi atau bisa juga dikatakan untuk makanannya, sepertiga lagi bagi atau bisa juga dikatakan untuk minumannya, serta sepertiga lagi bagi atau bisa juga dikatakan untuk nafasnya." (HR Tirmidzi, Ibnu Majah serta Ibnu Hibban dalam Shahihnya yng bersumber dari Miqdam bin Ma�di Kasib)
Mudah-mudahan berguna
Sumber : https://www.facebook.com/notes/mari-biasakan-stw-sholat-tepat-waktu/jangan-berbuka-puasa-dengan-yang-manis-harap-dibaca-sebelum-berkomentar/10150337536141413/ Sponsored Links loading... Loading... .

Source Articles & Image : petanitop.blogspot.com

Seputar Janganlah berbuka Puasa dengan yang Manis Mengapa?

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Janganlah berbuka Puasa dengan yang Manis Mengapa?