Wahai Penguasa Tolong Berantas Mafia Pupuk Sampai Ke Akar-Akarnya - Harapan Petani

- Maret 12, 2017

Wahai Penguasa Tolong Berantas Mafia Pupuk Sampai Ke Akar-Akarnya - Harapan Petani

 
. . Mafia pupuk bersubsidi dinilai masih sulit diberantas serta masih eksis lebih-lebih di level kabupaten. Keberadaan mafia pupuk ini, dinilai anggota Komisi IV DPR Abdul Wachid akan terus menghambat upaya pencapaian swasembada pangan. Wachid mengatakan, didasari pengalamannya di lapangan, mafia pupuk bersubsidi bermain pada penyaluran distributor pada tingkat kabupaten. “Selain itu, masih ada distributor bukan orang asli daerah tersebut, sehingga pada saat kelangkaan pupuk didaerah, mereka mengabaikan saja, hanya mencari keuntungan saja,” kata politisi F-Gerindra yang telah di sebutkan pada era kunjungan kerja Komisi VI, serta menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) yang dengannya PT Pupuk Indonesia di Hotel Gumaya, Semarang, Selasa (29/3). Hal ini, kata dia, terang melanggar amanat dari pengadaan pupuk bersubsidi yakni agar pupuk bersubsidi diamankan mulai dari pabrikan hingga ke tangan petani. Pupuk bersubsidi pun arus merata hingga ke tangan petani. “Saya juga mendapat keluhan, mengenai alokasi pupuk yang tidak adil. Para distributor yang asli putra daerah mendapatkan besaran pupuk yang kecil, sedangkan distributor bukan orang daerah asli justru mendapatkan alokasi pupuk lebih besar, bahkan orang itu tidak punya gudang. Ini perlu ada evaluasi,” urai Wachid. Politisi asal Dapil Jateng II itu pun mengaku memperoleh keluhan terkait distributor yng Perlu diaudit oleh Badan Pemeriksa Kuangan. “Tentunya ini akan mendapat kesulitan,” katanya. Ditambah lagi, petani bagi atau bisa juga dikatakan untuk memperoleh pupuk subsidi, Perlu mempunyai sawah minimal seluas dua hektare. ” Makanya saya pertanyakan, apakah pertanian serta perkebunan percis? Butuh dikaji ulang berlakunya aturan yang telah di sebutkan,” tegas Wachid. Terkait masalah ini, Direktur SDM PT Pupuk Indonesia Achmad Tossin yng hadir dalam acara yang telah di sebutkan, membantah pernyataan Wachid soal eksistansi mafia pupuk. “Mafia pupuk yang menyebabkan kelangkaan itu tidak ada,” ujarnya. Tossin mengatakan, kelangkaan pupuk adalah rangkaian dari duduk perkara penetapan kuota dari pihak pemerintah daerah yng tak sejalan yang dengannya anggaran yng tersedia. Produksi pupuk subsidi, kata dia, diawali dari Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK) terhadap pupuk bersubsidi yng menjadi usulan daerah. “Pada tahun 2015 jumlahnya 13,18 juta ton,” ujarnya. Jumlah RDKK itu, lanjut dia, menggambarkan kebutuhan pupuk di seluruh Indonesia, baik pupuk urea maupun non urea. Yng menjadi masalah, pada era dianggarkan sejumlah RDKK, alokasi pagu anggaran cuma mencukupi di angka 9,55 juta ton. Selain itu, memanglah kapasitas produksi belum mampu mencukupi. “Sebetulnya dari sini saja, sudah bisa kita anggap hal ini menjadi akar permasalahan kenapa terjadi kelangkaan pupuk. Antara produksi dan permintaan petani ada selisih yang jauh,” terang Tossin. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk itu, ke depan akan dibangun pabrik baru, menjadikan akan menambah produksi pupuk sekitar 3 juta ton, tentunya ini akan Amat membantu mengurangi besarnya selisih permintaan petani tadi. “Saya sendiri berpendapat bahwa, apabila yang menyelenggarakan pupuk dari mulai produsen sampai pengecer formal , kalaupun ada yang melakukan praktek mafia itu, tentunya akan mudah terlihat dan mudah ditindak,” tegasnya. Sumber : http://villagerspost.com/todays-feature/mafia-pupuk-bersubsidi-masih-eksis/ Sponsored Links loading... Loading... .

Source Articles & Image : petanitop.blogspot.com

Seputar Wahai Penguasa Tolong Berantas Mafia Pupuk Sampai Ke Akar-Akarnya - Harapan Petani

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Wahai Penguasa Tolong Berantas Mafia Pupuk Sampai Ke Akar-Akarnya - Harapan Petani