Prospek Teknik Kultur Jaringan untuk Pengadaan Bibit Pisang

- Januari 09, 2017

Prospek Teknik Kultur Jaringan untuk Pengadaan Bibit Pisang

 
. .

Prospek Teknik Kultur Jaringan bagi atau bisa juga dikatakan untuk Pengadaan Bibit Pisang



Pisang adalah tanaman buah tropis yng paling digemari oleh sebagian besar masyarakat dunia lantaran rasanya enak, nilai gizinya tinggi, relatif murah serta gampang diperoleh. Pendapat dari FAO produksi pisang dunia didominasi oleh lima negara, yakni India, Brazil, China, Filipina, serta Equador. India menduduki peringkat pertama yang dengannya rata-rata produksi sebesar 15,54 juta ton per tahun serta memberikan kontribusi sebesar 21,26% terhadap total produksi pisang dunia, sedangkan Indonesia menduduki peringkat keenam yang dengannya kontribusi sekitar 6,6% serta rata-rata produksi sekitar 4,85 juta ton/tahun. Permintaan ini terus meningkat sesuai yang dengannya meningkatnya jumlah penduduk serta taraf hidup masyarakat, menjadikan pada tahun 2010 bagi atau bisa juga dikatakan untuk kebutuhan lokal saja sudah diproyeksikan sebesar 5,62 juta ton yang dengannya rata-rata pertumbuhan 4,06%. Meningkatnya permintaan ini mendorong para petani maupun pelaku bisnis agribisnis bagi atau bisa juga dikatakan untuk membudidayakan pisang secara komersial pada skala bisnis yng lebih luas, baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk memenuhi pasar lokal maupun ekspor. Pasar internasional menuntut kualitas buah yng prima serta seragam yng pada gilirannya pun Amat butuh bibit unggul yng seragam serta mempunyai kualitas juga. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengatasi kondisi ini maka teknik kultur jaringan adalah pengganti yng memiliki prospek yng baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk pengadaan bibit pisang di masa saat ini serta yng akan datang.
Apakah Teknik Kultur Jaringan?
Teknik kultur jaringan tanaman merupakan suatu cara menumbuhkan organ tanaman semisal tunas pucuk, batang, daun, akar, serta biji dalam suatu wadah/botol yng berisi media dalam keadaan aseptil/steril. Beberapa kegunaan dari teknik kultur jaringan merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk perbanyakan tanaman, memperbaiki sifat-sifat tanaman, bagi atau bisa juga dikatakan untuk produksi metabolit sekunder serta bagi atau bisa juga dikatakan untuk melakukan konservasi tanaman secara in vitro. Dalam hal perbanyakan tanaman, beberapa kelebihan bisa diperoleh antara lain calon bibit bisa disimpan dalam botol secara efisien dalam penggunaan tempat serta ruang (Gambar 1), bibit bisa diproduksi dalam jumlah tidak sedikit serta seragam (Gambar 2), menjadikan menghasilkan buah yng ukurannya seragam juga (Gambar 3). Selain saatnya cepat, dan bebas penyakit, bibit yng diperbanyak melalui kultur jaringan, akan memiliki sifat yng percis yang dengannya induknya serta tersedia sepanjang tahun. Walaupun biaya bagi atau bisa juga dikatakan untuk perlengkapan, bahan kimia serta listrik relatif tidak murah, namun lantaran bibit yng diproduksi jumlahnya Amat tidak sedikit malah bisa mencapai jutaan, maka secara ekonomis teknik ini tetap bisa diperhitungkan. Demikian juga kelemahan lain semisal terjadinya kontaminasi bisa diatasi yang dengannya pengelolaan yng intensif mulai dari penanganan calon bahan eksplan di rumah kaca hingga kepada penanganan subkultur yng cermat serta pengelolaan ruang media serta ruang kultur yng tepat. Secara garis besar perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan terdiri dari 5 tahap, yakni (1) persiapan bahan eksplan serta media, (2) perlakuan sterilisasi serta isolasi tunas bagi atau bisa juga dikatakan untuk bahan eksplan, (3) penanaman pada media multiplikasi tunas, (4) penanaman pada media perakaran, serta (5) aklimatisasi di rumah kaca. Teknik Kultur Jaringan bagi atau bisa juga dikatakan untuk Perbanyakan Pisang
Persiapan Bahan Eksplan serta Sterilisasi. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk perbanyakan bibit pisang secara cepat, menjdai bahan eksplan umumnya dipakai tunas bonggol ataupun tunas dari anakan yng berukuran 40-100 cm dari pohon pisang yng pernah berbuah. Eksplan yng telah terpilih dibersihkan serta dipotong-potong tidak lebih lebih 1 cm2 lalu rendam yang dengannya air sabun selama 20-30 menit. Masukkan eksplan ke dalam wadah steril serta tambahkan alcohol 70%, kocok selama 3-5 menit. Sesudah alcohol dibuang, rendam dalam larutan HgCl2 0,2% selama 2 menit. Lalu rendam dalam larutan chlorox 30% serta 20% masing-masing selama 5 serta 10 menit. Yang terakhir eksplan dibilas yang dengannya aquades steril sebanyk 3 kali. Penanaman pada Media Multiplikasi Tunas serta Media Perakaran. Tanam eksplan pada media dasar MS yng memiliki kandungan BAP 2-5 mg/l, sukrosa 20 g/l. Menjdai bahan pengeras diberikan agar swallow 8 g/l. Selanjutnya biakan disimpan di dalam ruang kultur yang dengannya intensitas cahaya 800-1000 lux selama 16 jam pada temperatur 20-220oC. Pada kondisi ini tunas akan bermultiplikasi antara 3-5 kali lipat setiap bulan bergantung varietasnya, menjadikan dalam satu tahun dari 1 eksplan bisa diperoleh sekitar 125.000-6.700.000 planlet bergantung tingkat kontaminasi yng terlaksana. Sesudah tunas bisa dilipatgandakan maka saatnya biakan dipindahkan ke dalam media perakaran, yakni media dasar MS yng ditambah yang dengannya IAA 0,1-0,2 mg/l. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk jenis pisang tertentu semisal raja bulu serta cavendis sesudah media pertunasan butuh ditransfer ke media perakaran, sedangkan pisang tanduk, raja sereh, serta kepok kuning tak butuh ditransfer lagi lantaran perakarannya telah terbentuk pada media pertunasan. Ini berguna bisa memotong satu langkah bagi atau bisa juga dikatakan untuk langsung diaklimatisasi di rumah kaca. Aklimatisasi di Rumah Kaca. Sesudah biakan di dalam botol mempunyai pertumbuhan serta perakaran yng sempurna (umumnya 8-10 bulan), maka biakan pisang telah saatnya dikeluarkan dari botol bagi atau bisa juga dikatakan untuk ditanam di rumah kaca. 1-2 hari sebelum ditanam di polibag sebaiknya botol telah dipindahkan ke rumah kaca yang dengannya tujuan penyesuaian lingkungan (hardening), lantas bibit dikeluarkan dari botol yang dengannya cara membersihkan di bawah air mengalir hingga tak ada agar-agar yng melekat pada bibit. Rendam dalam larutan fungisida 2 g/l selama 5-10 menit, lantas kering anginkan di atas kertas koran. Selanjutnya bibit ditanam pada polibag yng berisi campuran media tanah serta kompos yang dengannya perbandingan 1 : 1. Susun polibag secara teratur serta tutuplah polibag yang dengannya sungkup gelas aqua bagi atau bisa juga dikatakan untuk melindungi kelembaban lingkungan tumbuh. Pemeliharaan bibit pisang di rumah kaca memerlukan waktu 4-6 minggu sebelum siap ditanam ke lapangan ataupun kira-kira tinggi bibit mencapai 30-40 cm. Selanjutnya bibit pisang kultur jaringan yang telah di sebutkan siap ditanam pada lubang-lubang yng sudah diberi pupuk sangkar sebelumnya serta siap dipanen pada umur 11-14 bulan. Anakan ke-1 akan dipanen 8-10 bulan sesudah panen tanaman utama, serta anakan kedua akan dipanen 8-10 bulan dari panen anakan ke 1. Jadi dalam waktu 28-30 bulan bibit pisang kultur jaringan akan dipanen 3 tanaman, yakni 1 tanaman utama, 2 tanaman anakan (ratun). Andai pengelolaan kebun cukup baik setiap hektar bisa menghasilkan buah 70-100 ton/ha.
Source of :
Balai Besar Penelitian serta Pengembangan Bioteknologi serta Sumberdaya Genetik Pertanian Jl. Tentara Pelajar 3A, Bogor 16111 Telp. (0251) 8337975, 8339793; Faks. (0251) 8338820 E-mail: yati_sbudiman@yahoo.com HP: 08129366070 http://www.litbang.deptan.go.id Sponsored Links loading... Loading... .

Source Articles & Image : petanitop.blogspot.com

Seputar Prospek Teknik Kultur Jaringan untuk Pengadaan Bibit Pisang

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Prospek Teknik Kultur Jaringan untuk Pengadaan Bibit Pisang