Pemuda ini Lebih memilih Menjadi Petani dibanding Jadi Karyawan Di Perusahaan Bergengsi

- Januari 15, 2017

Pemuda ini Lebih memilih Menjadi Petani dibanding Jadi Karyawan Di Perusahaan Bergengsi

 
. . Petani jamur Sesudah benar-benar mengundurkan diri dari pekerjaannya, akhirnya Taufik melirik bisnis budidaya jamur. Era itu dia teringat yang dengannya kakak kelasnya semasa kuliah yng berhasil pada bagian percis. Akhirnya kawan lamanya yng berada di Cisarua, Lembang, Bandung, Jawa Barat itu disinggahinya. "Saya pelajari karateristikmya ternyata cocok dengan suhu karatekristik di Pangalengan," jelasnya. Akhirnya alumni Politeknik Bandung yang telah di sebutkan membuka segala literatur wacana jamur di dunia maya. Dia menggabungkan, teknologi yng diterapkan di luar negeri serta dalam negeri. Sesudah yakin, dia langsung menghubungi beberapa rekannya agar bisa menjadi investor ataupun meminjami uang bagi atau bisa juga dikatakan untuk modal bisnis. "Dalam dua pekan terkumpul Rp100 juta, akhirnya langsung semuanya saya jadikan modal," terang dia. Disamping mempersiapkan kumbung bagi atau bisa juga dikatakan untuk budidaya jamur, Taufik pun langsung mencari sendiri bagi atau bisa juga dikatakan untuk pemasaran jamur yang telah di sebutkan. Dia mengaku tak kesulitan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memasarkan jamuar itu. Berbekal jaringan semasa kuliah serta sewaktu bekerja semuanya terbuka lebar. Taufik Hidayat memilih jadi petani jamur ketimbang bekerja di Ibu Kota Jakarta yang dengannya gaji sekitar Rp12 juta per bulan. Pemuda asal Pangalengan, Jawa Barat itu lebih memilih mendirikan perusahaan, bernama Villa Mushroom Agrifarm. Era bekerja, Taufik pernah sempet dihadapkan dalam malasah sulit. Akhirnya pria yng mempunyai tampang mirip artis Korea itu galau. Era itu ibunya kerap sakit-sakitan. Sedangkan dirinya Perlu bekerja jauh dari orang tua. Memanglah Taufik mempunyai dua kakak yng masih tinggal berdekatan yang dengannya ibunya. Akan tetapi, orang-orang belum mapan menjadikan belum mampu maksimal merawat ibunya yng sedang sakit. "Kakak saya masih ngojek, bapak saya masih tukang bangunan ke sana kemari. Dari sana saya berpikir harus keluar kerja," kata Taufik era berbincang yang dengannyaMoney.id di tempat Plaza Senayan, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Lantaran melihat kondisi yang telah di sebutkan, akhirnya Taufik memutuskan pulang ke kampung halamannya bagi atau bisa juga dikatakan untuk berwirausaha. Taufik mengaku tak tega, sehari-hari dia makan enak di Jakarta akan tetapi keluarganya di kampung hidup seadanya. "Dari sana saya berpikir saya harus keluar, harus bikin satu usaha untuk mengubah keadaan keluarga," ujar Taufik. Tak ingin perasaan yang telah di sebutkan terus bergejolak dalam dirinya, akhirnya Taufik bener-benar memutuskan mengundurkan diri dari perusahaan otomotif terkemuka di tanah air itu.
Malah, Taufik mengaku pernah sempet disebut 'bodoh' oleh teman-temannya, lantaran sebetulnya tidak sedikit orang yng memimpikan masuk ke perusahaan otomotif yang telah di sebutkan. Dia dianggap menyia-nyiakan peluang emas. "Ketika tes di perusahaan itu dari 300 orang cuma dua orang yang diterima, salah satunya saya," ucap dia. Namun yang dengannya keteguhan hati, Taufik cuma menganggap cibiran itu menjdai kerikil yng tak butuh ditanggapi serius, meski mampu membahayakan. Dia tetap kukuh mengundurkan diri bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjadi pengusaha. Kesempatan pertama yng didapatkannya merupakan akses ke sebuah restoran China di Jakarta Barat. Setiap harinya, restoran yang telah di sebutkan butuh dua ton jamur per hari. Akan tetapi seluruh itu belum mampu terpenuhi semuanya. "Namun ke sana belum bisa terpenuhi, karena minimal produksi lima kuintal per hari. Sedangkan saya baru bisa dua hingga kuintal per hari," ucapnya. Kesempatan itu, selalu membuat Taufik terus bersemangat merintis usahanya. Sehari-hari dia selalu berusaha menaikan kapasitas produksi jamur. "Sementara ini saya masih jual ke pasar di dekat saya saja," terangnya. Kesempatan lain yng era ini diincar Villa Mushroom Agrifarm merupakan PT Mayora yng lokasinya di Bandung. Kata Taufik, setiap harinya perusahaan itu butuh sekitar lima ton jamur kancing. Lantas kata Taufik, kesempatan lain-lainnya dari beberapa negara tetangga semisal, Malaysia, Filipina, Malaysia serta Thailand telah ada permintaan bagi atau bisa juga dikatakan untuk dikirim bibit jamur. "Ini menjadi peluang usaha potensial bagi masyarakat di desa," imbuhnya. Sumber : www.money.id
Sponsored Links loading... Loading... .

Source Articles & Image : petanitop.blogspot.com

Seputar Pemuda ini Lebih memilih Menjadi Petani dibanding Jadi Karyawan Di Perusahaan Bergengsi

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Pemuda ini Lebih memilih Menjadi Petani dibanding Jadi Karyawan Di Perusahaan Bergengsi