Ah Masa seh Rumput Tetangga Jauh Lebih Hijau?

- Desember 29, 2016

Ah Masa seh Rumput Tetangga Jauh Lebih Hijau?

 
. .

Rumput tetangga jauh lebih hijau

Mungkin pepatah ini pernah menghinggapi benak seluruh kita-kita sejagat raya. Tidak peduli di tingkatan sosial mana ia berada. Selalu saja kita mendengar adanya keluhan di sisi kekaguman.
Mungkin Suka kita mendengar keluhan seorang sahabat- sebut saja si Fulan- yng katakan dirinya mempunyai begitu tidak sedikit kekurangan. Ia ingin mampu sempurna, ia ingin tidak tidak lebih suatu apa. Padahal Kamu pun pernah mendengar sahabat Kamu lain-lainnya yng ganteng itu – si ‘Alan- ingin mampu hidup nyaman semisal si Fulan. “Duh alangkah bersyukurnya aku jika bisa hidup enak seperti si Fulan itu. Mau apa juga tinggal beli”. Katanya.
Dalam hati kita mungkin bilang : “Duh… Anda sekalian ini mengapa?! Tak pernah mau mensyukuri kenikmatan hidup yng Allah berikan kepada anda sekalian.
Sebenarnya disaat itulah sebuah kesempurnaan hidup, kenyamanan, ketampanan, kekayaan serta sebagainya menemui maknanya yng relatif. Kita mungkin pernah memiliki gambaran perihal bagaimana hidup yng sempurna. Akan tetapi disaat gambaran yang telah di sebutkan sudah tercapai kita ingin sesuatu yng lebih sempurna lagi. Begitulah kita-kita, andai diberi segunung emas ia akan meminta segunung lagi. Terus semisal itu hingga tanah kuburan memenuhi mulutnya.
Kita Suka sekali mengeluh lantaran seperti- sepertinya hidup kita ini dipenuhi yang dengannya masalah. Seakan kita orang yng paling sengsara di dunia. Disaat ditimpa suatu musibah kita terasa seakan kitalah yng paling naas nasibnya, celaka dua belas.
Kita pun Suka mengeluh lantaran kekurangan harta. Seakan berjuta rupiah yng Allah berikan setiap bulannya tiada berguna apa. Kalau telah begini, permasalahannya bukan terdapat atau terletak pada musibah ataupun banyaknya harta itu sendiri. Namun pada bagaimana cara kita menyikapi, bagaimana kita mensyukuri.
Padahal di sisi ke hidup-an yng lain kita melihat jutaan orang yng tengah sengsara; siang –malam teraniaya, disiksa, dibunuh sanak saudaranya, dirampas hak-haknya, sampai-sampai diinjak harga dirinya menjdai kita-kita. Di sisi lain dunia pun ada berjuta gelandangan, pengemis jalanan, orang-orang yng tidur di kolong jembatan, para kaum miskin-papa. Tiada punya suatu apa pendapat dari ukuran kita.
Akan tetapi, di antara orang-orang ada yng masih mampu tersenyum tulus serta ucapkan “Alhamdulillah”. Orang-orang masih punya s-y-u-k-u-r dalam hatinya.
Lalu, kenapa kita tak?!
Lihatlah orang-orang yng “di bawah” niscaya kita akan bersyukur…. Serta sesudah syukur itu kita bisa, bahagiakanlah orang-orang itu, yng sudah membantu kita mendapatkan perasaan yng sudah menjadikan jiwa kita kaya raya. Sponsored Links loading... Loading... .

Source Articles & Image : petanitop.blogspot.com

Seputar Ah Masa seh Rumput Tetangga Jauh Lebih Hijau?

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Ah Masa seh Rumput Tetangga Jauh Lebih Hijau?