5 hal yang membuat pertanian di Jepang begitu maju apa sajakah itu ?

- Desember 31, 2016

5 hal yang membuat pertanian di Jepang begitu maju apa sajakah itu ?

 
. . Ini 5 hal yng membuat pertanian di Jepang begitu maju
Apa yng ditanam telah diatur sesuai yang dengannya permintaan pasar. Tidak ada petani yng ngeyel ingin bertani suka-suka orang-orang.
Selain terkenal yang dengannya industi otomotifnya, Jepang pun Amat dikenal yang dengannya industri pangan serta pertaniannya. Pertanian di Jepang telah tersohor memiliki system kerja yng baik. Pantas saja andai pertanian di Jepang begitu berkembang. Pemerintah Jepang menerapkan empat pilar pembangunan pertanian Jepang yng di antaranya merupakan Farm Size Expansion. Kebijakan ini bertujuan agar kepemilikan lahan pertanian makin bertambah dari empat hektare menjadi 15-20 hektare bagi atau bisa juga dikatakan untuk setiap keluarga petani. Kemajuan pertanian Jepang pun mampu dilihat yang dengannya berkembangnya system pertanian urban. Malah pertanian urban di Jepang kini menjadi andalan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memasok produk-produk pertanian yng segar, sehat, serta cepat. Meskipun dikenal menjdai negara agraris, nyatanya pertanian di Indonesia belum mampu bersaing yang dengannya Jepang. Kekayaan sumber daya alam Indonesia menjadi modal utamanya bagi atau bisa juga dikatakan untuk mampu bersaing. Lalu, apa yng butuh ditiru Indonesia dari Jepang bagi atau bisa juga dikatakan untuk membentuk pertanian yng ungul? Kamis (1/10), brilio.net mewawancarai Rahmat Efendi serta Andre Dwi Setiawan, mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta yng beberapa waktu lalu dikirim oleh pihak kampus bagi atau bisa juga dikatakan untuk praktik magang di Kota Komoroshi serta Kawakami, Jepang. Keduanya bercerita perihal hal-hal yng menjadikan pertanian Jepang begitu maju. Apa saja? 1. Perhatian pemerintah yng tinggi terhadap pertanian Di Jepang, pertanian benar-benar diperhatikan oleh pemerintah. Tata niaga pertanian Jepang sudah diatur sedemikian rupa, di antaranya merupakan masalah tumbuhan yng ditanam petani. Pendapat dari Rahmat, apa yng ditanam telah diatur sesuai yang dengannya permintaan pasar. Tidak ada petani yng ngeyel ingin bertani suka-suka orang-orang. "Jadi nggak ada ceritanya petani sana kebingungan menjual produk pertanian seperti di Indonesia," terangnya. 2. Harga produk pertanian yng terkontrol Tidak cuma masalah apa yng ditanam, pemerintah pun turut campur tangan terhadap harga produk pertanian. Pengaturan itu di lakukan oleh bagian pemerintah semacam Dinas Pertanian di Indonesia. Kebanykan hasil pertanian dibeli oleh pemerintah menjadikan pemerintah mampu mengendalikan harga yng layak. Meski begitu, ada pun pihak swasta yng membeli hasil pertanian di sana. "Tapi pihak swasta tidak akan membeli hasil pertanian di bawah harga pemerintah, pasti di atasnya," ungkap Andre. Yang dengannya begitu, tidak ada istilah petani dirugikan lantaran dipermainkan tengkulak. 3. Lahan pertanian yng dimiliki tiap petani luas Jangan hayalkan lahan pertanian di Jepang semisal di Indonesia yng tiap petani cuma mempunyai sepetak ataupun dua petak sawah. Di Jepang, seorang petani biasa memegang 7-10 hektare sawah. Sawah yng dimiliki satu keluarga di Jepang diwariskan yang dengannya cara tak dibagi-bagi semisal yng terlaksana di Indonesia. Setiap keluarga, cuma ada satu anak yng akan mewarisi lahan pertanian. Anak yng benar-benar ingin menjadi petani yng akan dipilih bagi atau bisa juga dikatakan untuk mewarisi lahan pertanian. Sedangkan anak lain-lainnya akan mendapatkan warisan dalam bentuk lain. Yang dengannya mempunyai lahan pertanian yng luas, pengaturan pertanian akan lebih gampang di lakukan. Penggunaan mesin-mesin dalam pertanian pun lebih gampang lantaran luasnya lahan. 4. Teknologi pertanian yng canggih Kuatnya industri otomotif di Jepang pun berdampak pada pertanian. System pertanian di Jepang sudah mempergunakan teknologi yng canggih. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk menanam, menyirami, sampai-sampai memanen, petani Jepang sudah dibantu yang dengannya mesin. Andai di Indonesia membajak sawah masih mempergunakan bajak tunggal, di Jepang membajak sudah mempergunakan bajak enam menjadikan 1-2 jam sudah selesai. 5. Etos kerja yng tinggi Bertani di Jepang pun menerapkan jam kerja semisal bekerja di kantoran. Setiap petani di Jepang akan memunyai sejumlah karyawan yng membantu mengelola lahan pertanian seluas 7-10 ha. Jam kerjanya pun ditentukan. Kerja secara normal di lakukan selama delapan jam mulai dari pukul 02.00 dini hari. Istirahat yng di lakukan karyawan tak dihitung jam. "Istirahat sarapan itu tidak dihitung dalam delapan jam kerja," terang Rahmat. Maka delapan jam kerja umumnya mampu terpenuhi sampai-sampai pukul 12.00 siang. Sesudah itu orang-orang tak langsung pulang. Andai lembur, maka sesudah pukul 12.00 itu, orang-orang istirahat dua jam lantas dilanjutkan yang dengannya lembur sampai-sampai pukul 17.00 waktu setempat. "Kami hanya tidur sekitar empat jam per hari," tambah Andre. Itulah lima hal yng membuat pertanian di Jepang maju. Selain lima hal itu, tentunya masih tidak sedikit hal yng memberi pengaruh berkembangnya pertanian di Jepang. Nah, kira-kira kapan ya Indonesia mampu mempunyai system pertanian semisal Jepang?
Sumber : brilio.net Sponsored Links loading... Loading... .

Source Articles & Image : petanitop.blogspot.com

Seputar 5 hal yang membuat pertanian di Jepang begitu maju apa sajakah itu ?

Advertisement
 

Cari Artikel Selain 5 hal yang membuat pertanian di Jepang begitu maju apa sajakah itu ?